Bahkan harga bawang putih secara nasional berada di level Rp 48.000 per kilogram (kg). Angka ini jauh lebih tinggi dari sewajarnya.
Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Khudori mengungkapkan bawang putih menjadi salah satu komoditas yang menyumbang laju inflasi. Meskipun berkontribusi kecil, hal ini akan berdampak besar di bulan Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, ia menilai permintaan di bulan Ramadan akan meningkat. Padahal, stok bawang putih di dalam negeri menipis.
"Bawang putih termasuk salah satu komoditas pangan penyumbang inflasi, meski bobotnya kecil. Kemungkinan itu selalu ada (harga naik). Terutama jika pasokan menipis, dan pada saat yang sama permintaan besar. Harga akan sulit dikendalikan karena tidak ada instrumen yang dimiliki pemerintah untuk melakukan intervensi pasar," ungkap dia kepada detikFinance, Salasa (2/4/2019).
Khudori juga mengingatkan bahwa pelaksanaan impor bawang putih tak dapat dilakukan secara tiba-tiba. Pasalnya, dibutuhkan waktu setidaknya tiga bulan untuk impor.
"Impor kan nggak bisa mendadak. Waktu ideal untuk impor itu tiga bulan. Bulog tiba-tiba dapat tugas impor bawang putih. Dia perlu proses untuk mencari pemasok. Proses ini-itu, termasuk pengapalan, idealnya tiga bulan," sambung dia.
Maka dari itu, ia meminta agar pemerintah segera mengeluarkan izin impor. Hal itu guna memastikan harga serta pasokan bawang putih terkendali.
"Menjelang dan saat Ramadan mesti dipastikan pasokan atau stok cukup. Agar harga terkendali," tutup dia.
Tonton juga video Prabowo: Kita Tidak Izinkan Impor, Kecuali Sangat Terpaksa!: