Nggak Perlu Impor, RI Bisa Bikin Alat Peluncur Kapal

Nggak Perlu Impor, RI Bisa Bikin Alat Peluncur Kapal

Sudirman Wamad - detikFinance
Senin, 08 Apr 2019 16:28 WIB
Foto: Sudirman Wamad/detikcom
Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan PT Samudera Luas Paramacita (SLP) memproduksi produk rubber airbag atau peluncur kapal pertama di Indonesia. Saat ini, perusahaan galangan kapal di Indonesia masih menggunakan produk rubber airbag asal Tiongkok.

Produksi rubber airbag hasil kerja sama BPPT dan PT SLP itu diharapkan mampu membendung arus impor dalam industri perkapalan di Indonesia.

"Tentunya inovasi di bidang industri perkapalan ini kedepannya bisa mengganti produk impor. Selama ini kita masih impor (rubber airbag), karena belum ada industri yang membuatnya di Indonesia," kata Kepala BPPT Hammam Riza usai launching komersial pabrik rubber airbag di PT SLP Kabupaten Cirebon, Jabar, Senin (8/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hammam mengatakan saat ini sebanyak 240 perusahaan yang bergerak dalam bidang galangan kapal. Artinya, lanjut dia, ada potensi untuk mengembangkan produksi rubber airbag asli buatan Indonesia.

"Rubber airbag ini sangat membantu industri galangan kapal. Karena mempermudah proses reparasi dan pembuatan kapal baru. Biaya investasinya juga lebih murah dibandingkan membangun galangan konvensional," kata Hammam.

Hammam mengatakan rubber airbagi menggunakan karet alam Indonesia. Sehingga, lanjut dia, adanya produksi rubber airbag diharapkan bisa menyerap penggunaan karet Indonesia.

"Indonesia ini produsen karet alam terbesar nomor dua dunia, mencapai 3,6 juta ton. Penggunaannya saat ini untuk ban, belt conveyor, benang karet dan lainnya. Hanya 15% dari produksi domestik. Ini bisa menyerap karet dalam negeri hingga 600 ton per tahun," katanya.


Lebih lanjut, Hammam menyebutkan industri rubber airbag memiliki nilai tingkat kandungan nilai dalam negeri (TKDN) mencapai 80%. Ia berharap industri rubber airbag meningkatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).

"Saat ini kita fokuskan dulu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ke depannya kita bisa ekspor rubber airbag ini," ucapnya.

Direktur PT SLP Martinus Limansubroto menambahkan produk rubber airbag tersebut merupakan salah satu produk pertama yang diproduksi secara komersil di Indonesia. "Belum ada pabrik yang memproduksi ini di Indonesia. Ini sangat baik untuk industri perkapalan. Karena bisa membantu mempersingkat waktu dan biaya perbaikan kapal," kata Martin.

Martin menerangkan produk rubber airbag yang selama ini digunakan perusahaan galangan kapal Indonesia berasal dari Tiongkok. "Ukurannya ini 12 meter panjangnya, diamter 2 meter. Kita terus kembangkan, disesuaikan dengan kebutuhan pasar," ucapnya.


Di tempat yang sama, Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) Eddy Kurniawan Logam mengatakan rubber airbag sangat dibutuhkan bagi industri galangan kapal. Saat ini, Eddy tak menampik kebutuhan industri kapal masih bergantung pada impor.

"Hampir 100% dari Tiongkok. Kita bersyukur ada langkah strategis. Kebutuhannya itu biasanya 10 sampai 15 rubber airbag di galangan kapal itu," katanya.

Pihaknya mendorong penggunaan rubber airbag buatan Indonesia itu agar digunakan oleh perusahaan galangan di Indonesia. "Ada 250 perusahaan galangan, 150 yang aktif. 70 sampai 80 sudah menggunakan rubber airbag dari impor. Masih banyak yang belum, produk ini juga ada masanya, kan bisa bocor. Yang belum ini bisa menjadi pasar baru," kata Eddy.


Nggak Perlu Impor, RI Bisa Bikin Alat Peluncur Kapal
(hns/hns)

Hide Ads