Direktur Utama PFN Mohamad Abduh Aziz mengatakan, saat ini pihaknya masih membutuhkan banyak investasi atau suntikan modal untuk membuat produsen film Si Unyil itu bisa terus bangkit.
PFN butuh perhatian dari pemerintah. Sebab, sebagai BUMN, PFN saat ini tak mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abduh mengatakan, PMN juga dibutuhkan untuk bisa memperkenalkan BUMN perfilman ini ke ranah generasi muda. Walau sudah pernah mengajukan PMN, sayangnya pemerintah masih belum bisa memberikan.
"Sudah (diajukan). Belum dapat giliran saja. Jadi sebenarnya kita begini, PFN mengajukan diri ke Kementerian BUMN, Kementerian BUMN mengajukan ke Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan ke DPR. Ya kita belum pernah sampai ke situ. Tapi kita coba terus," katanya.
Pemerintah saat ini, kata Abduh, baru bisa mendorong agar PFN melakukan sinergi dengan BUMN lainnya untuk bisa mendapatkan bantuan permodalan. Sinergi BUMN ini juga dilakukan PMN dalam memproduksi film teranyarnya.
"Intinya kalau mau dibangun lagi PFN, diupayakan diutamakan adalah sinergi BUMN, bukan PMN-nya," kata dia.
Di sisi lain, kata Abduh, ada sejumlah hal yang menjadi tantangan untuk bisa membangkitkan PFN kembali seperti masa keemasannya dulu. Mulai dari memperbaiki infrastruktur yang dibutuhkan, hingga persoalan sumber daya manusia.
"Pertama situasi permodalan harus diselesaikan dalam rangka membangun infrastruktur buat dirinya. Yang kedua tantangan perubahan, dengan teknologi ini perubahan, kecenderungan konsumen yang harus dibaca betul," kata Abduh.
"Sumber daya manusia juga, rekrutmen akan terus dijalankan. Sejauh kita mampu, kemudian menyelesaikan soal-soal yang menyangkut pembangunan infrastruktur dan SDM saya kira arahnya semua ke budget, anggaran. Kalau itu selesai kita jalan," tutupnya.