Biar Makin Melek, BUMN 'Si Unyil' Butuh Suntikan Modal

Biar Makin Melek, BUMN 'Si Unyil' Butuh Suntikan Modal

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Rabu, 10 Apr 2019 10:52 WIB
Foto: Fadhly Fauzi Rachman
Jakarta - Kendala utama yang dihadapi Perum Produksi Film Nasional atau PFN dalam memproduksi film ialah anggaran. Karena keterbatasannya, PFN baru bisa memproduksi film lagi setelah 26 tahun terakhir.

Direktur Utama PFN Mohamad Abduh Aziz mengatakan, saat ini pihaknya masih membutuhkan banyak investasi atau suntikan modal untuk membuat produsen film Si Unyil itu bisa terus bangkit.

PFN butuh perhatian dari pemerintah. Sebab, sebagai BUMN, PFN saat ini tak mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terakhir PMN itu tahun 2005 kalau nggak salah, 14 tahun yang lalu. Nah belakangan ini memang itu yang jadi concern kami juga, untuk membenahi sebuah perusahaan ini," kata Abduh kepada detikFinance, Jakarta, Senin (8/4/2019).

Abduh mengatakan, PMN juga dibutuhkan untuk bisa memperkenalkan BUMN perfilman ini ke ranah generasi muda. Walau sudah pernah mengajukan PMN, sayangnya pemerintah masih belum bisa memberikan.

"Sudah (diajukan). Belum dapat giliran saja. Jadi sebenarnya kita begini, PFN mengajukan diri ke Kementerian BUMN, Kementerian BUMN mengajukan ke Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan ke DPR. Ya kita belum pernah sampai ke situ. Tapi kita coba terus," katanya.


Pemerintah saat ini, kata Abduh, baru bisa mendorong agar PFN melakukan sinergi dengan BUMN lainnya untuk bisa mendapatkan bantuan permodalan. Sinergi BUMN ini juga dilakukan PMN dalam memproduksi film teranyarnya.

"Intinya kalau mau dibangun lagi PFN, diupayakan diutamakan adalah sinergi BUMN, bukan PMN-nya," kata dia.

Di sisi lain, kata Abduh, ada sejumlah hal yang menjadi tantangan untuk bisa membangkitkan PFN kembali seperti masa keemasannya dulu. Mulai dari memperbaiki infrastruktur yang dibutuhkan, hingga persoalan sumber daya manusia.

"Pertama situasi permodalan harus diselesaikan dalam rangka membangun infrastruktur buat dirinya. Yang kedua tantangan perubahan, dengan teknologi ini perubahan, kecenderungan konsumen yang harus dibaca betul," kata Abduh.

"Sumber daya manusia juga, rekrutmen akan terus dijalankan. Sejauh kita mampu, kemudian menyelesaikan soal-soal yang menyangkut pembangunan infrastruktur dan SDM saya kira arahnya semua ke budget, anggaran. Kalau itu selesai kita jalan," tutupnya.

(fdl/eds)

Hide Ads