Masih Ingat Si Unyil? Begini Kabarnya Sekarang

Masih Ingat Si Unyil? Begini Kabarnya Sekarang

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Rabu, 10 Apr 2019 12:42 WIB
Foto: (chandrasambas/d'Traveler)
Jakarta - Masih ingat serial anak-anak Si Unyil, boneka anak yang khas memakai sarung dan peci? Karakter itu pernah populer di masa keemasaannya pada era 1980-1990an.

Dulu, Si Unyil merupakan film seri televisi yang digarap oleh Perum Produksi Film Negara (PFN) yang mengudara setiap hari Minggu pagi di stasiun TVRI. Apa kabarnya Si Unyil sekarang?

Direktur Utama PFN Mohamad Abduh Aziz mengatakan, sejak 2017 pihaknya sudah memperbarui karakter Si Unyil menjadi lebih modern agar bisa diterima generasi saat ini. Si Unyil kini tampil dalam bentuk 3 dimensi (3D).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun sebelumnya, pada 2017, kita sudah launching Petualangan Si Unyil, di Trans. Itu Unyil tetap memakai brand Unyil, tapi dengan citarasa kekinian, 3D," kata Abduh kepada detikFinance, Jakarta, Senin (8/4/2019) lalu.


Abduh mengatakan, pembaruan karakter Si Unyil itu dilakukan PFN berkat adanya sinergi BUMN, yakni bersama dengan PT Telkom. Selain hadir dengan bentuk 3D, alur cerita Si Unyil juga dipoles menjadi lebih ke baru dengan mengusung tema petualangan.

"Petualangan Si Unyil ini baru season satu di Trans setiap hari striping. Ini mau masuk tahun ke dua. Kita lagi perencanaan untuk produksi season 2. Karena animasi lebih kompleks produksinya. Season kedua ini harusnya kita mulai tahun ini," katanya.

Abduh juga menjelaskan, transformasi karakter Unyil dilakukan agar bisa diterima oleh generasi saat ini. Sebab saat ini, terdapat animasi-animasi anak lainnya yang hadir di layar kaca dan menjadi pesaing Si Unyil.

"Kalau dulu sih boomingnya pertama karena saluran tv-nya cuma sedikit, cuma TVRI, dan itu wajib putar. Kalau sekarang kan banyak," katanya.

"Kalau sekarang dengan makin banyak animasi-animasi dari berbagai mancanegara, termasuk juga Malaysia dengan Upin-ipin, kan sudah ada benchmark, kalau Unyil masuk pakai cara lama kan nggak relevan dong. Artinya kesulitannya mengubah, mentransformasi Unyil jadi relevan hari ini," tutup Abduh.

(fdl/ang)

Hide Ads