Menurut Anies, sebetulnya ada banyak pariwisata di Jakarta. Namun, dia mengatakan bahwa pemerintahannya di Jakarta diwarisi masalah perhubungan yang buruk, sehingga konektivitas antar objek wisata pun menjadi kurang.
"Ya banyak wisatanya, memang betul kita ini perlu konektivitas. Itu lah warisan yang kita dapat bahwa titik wisata tidak tersambung," ungkap Anies saat ditemui di Stasiun MRT ASEAN, Rabu (10/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itulah Transjakarta mau bangun rute agar wisatawan bisa pergi ke beberapa tempat bersamaan," sebut Anies.
Dalam menggenjot transportasi dan konektivitas, Anies menyebutkan bahwa bukan hanya pariwisata saja yang terkena imbas positifnya. Namun, masyarakat Jakarta pun mendapatkan kemudahan perhubungan, masalahnya Anies mengatakan bahwa di Jakarta salah satu pengeluaran terbesar warga adalah biaya transportasi.
"Oh nggak, bukan hanya untuk pariwisata, tapi juga kurangi biaya hidup orang Jakarta, karena komponen terbesar pengeluaran warga Jakarta adalah biaya transportasi. Kuncinya integrasi dan konektivitas tujuannya kurangi biaya hidup bagi orang Jakarta," kata Anies.
"Konsekuensi berikutnya adalah bagi pengunjung wisata ke Jakarta akan lebih mudah berpindah," tambahnya.
Anies pun menyinggung perencanaan pembangunan transportasi yang sudah ada sebelum dia menjabat di Jakarta. Menurutnya, sejak dulu transportasi dibangun tanpa melihat perencanaan untuk memperhatikan integrasi dan konektivitas.
"Kenapa (masyarakat) nggak pake umum? Karena transportasinya nggak terintegrasi, dan perencanaan pun tidak terintegrasi," ungkap Anies.
Salah satunya Anies menyinggung pembangunan Stasiun MRT ASEAN yang justru tidak terhubung dengan Stasiun Transjakarta di sekitarnya.
"Anda mau contoh sempurna tidak adanya intergrasi? Stasiun ini dan stasiun Transjakarta disitu, dibangun dalam waktu yg bersamaan tapi dalam perencanaan tidak memikirkan ketersambungan. Mulai sekarang dan ke depannya, semua perencanaan kita kata kuncinya integrasi dan konektivitas," ungkap Anies.
Sebelumnya, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pariwisata di Jakarta kurang diperhatikan dan meminta Pemprov DKI Jakarta mendorong sektor pariwisata sebagai motor penggerak perekonomian.
Bambang membandingkan Jakarta dengan ibu kota Thailand, yaitu Bangkok. Yang membedakan kedua ibu kota negara itu adalah pariwisatanya.