Menurut Rini, masih banyak proses holding yang akan dirampungkan oleh Kementerian BUMN, bukan hanya sektor perhubungan udara, tapi ada juga asuransi, konstruksi, perbankan.
"Holdingisasi itu banyak, bukan hanya holding penerbangan, kita sedang proses ada holding konstruksi, kita sedang proses perbankan, kita sedang proses asuransi, semuanya itu masih dilihat," kata Rini usai acara peresmian pembangunan Halal Park di komplek GBK, Jakarta, Selasa (16/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi biarpun kita membuat draf PP, tapi itu masih dibicarakan positif negatifnya. Jadi masih makan waktu, jadi tenang-tenang saja," ujar dia.
Sedangkan untuk rencana pembentukan super holding, Rini mengaku masih belum dibicarakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Belum nanti dibicarakan dengan presiden," ujar dia.
Sebelumnya, Kementerian BUMN berencana membentuk 8 holding BUMN. Salah satu yang akan dibentuk adalah holding BUMN penerbangan.
Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan alasan pembentukan holding BUMN penerbangan karena sebagai negara kepulauan konektivitas udara sangat dibutuhkan. Dibutuhkan dana yang besar untuk investasi guna menghubungkan antar daerah melalui angkutan udara.
Pemerintah, kata Rini, tengah mempelajari pembentukan holding dengan menggandeng konsultan. Dia juga mengakui sudah berkirim surat ke Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk berkoordinasi.
Kementerian BUMN mengusulkan agar nantinya PT Survai Udara Penas (Persero) bisa menjadi induk. Mereka juga mengusulkan agar PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero) menjadi anggota holding.
Tonton juga video Soal Super Holding BUMN, Rini: Nanti Bicara Dulu dengan Presiden: