-
Pemilihan presiden (Pilpres) akan digelar hari ini, Rabu (17/4/2019). Dalam pesta demokrasi ini, masyarakat akan menentukan pemimpinnya dalam 5 tahun ke depan.
Tentu saja, masyarakat punya harapan terhadap pemimpin Indonesia yang terpilih nanti.
Sopir atau driver ojek online (ojol) misalnya. Mereka berharap, presiden yang terpilih mampu menjadikan ojol sebagai transportasi umum.
Pengusaha hingga bankir juga punya harapan terhadap presiden terpilih. Berikut berita selengkapnya dirangkum
Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, Igun Wicaksono berharap, ojol menjadi transportasi umum khusus berbasis teknologi.
"Garda juga berharap adanya Perppu UU No 22/2009 agar ojek online dapat diakui sebagai angkutan umum khusus berbasis teknologi," katanya kepada detikFinance, Selasa (16/4/2019).
Igun menerangkan, dengan menjadi transportasi umum maka ojol bisa mendapatkan kepastian operasi. Bagi pengemudi juga mendapatkan manfaat berupa jaminan sosial.
"Manfaatnya, ojol diakui sebagai salah satu moda transportasi umum adalah dapat kepastian hukum untuk bisa menjadi salah satu moda terintegrasi transportasi, dan bagi para pengemudinya juga bisa mendapatkan jaminan sosial sebagai bagian dari pengemudi transportasi umum," paparnya.
Igun juga berharap, sejumlah kementerian mengeluarkan payung hukum yang menjamin kelangsungan driver. Salah satunya, terkait perlindungan sosial.
"Garda berharap dari berbagai kementerian terkait mengkaji bersama Garda mengenai payung hukum ojol dengan mengeluarkan Permen (Peraturan Menteri) yang sesuai dengan tuntutan kami, antara lain Kemenaker terbitkan Permenaker mengenai jaminan sosial mitra ojek online," paparnya.
Selain itu, Igun juga ingin adanya perlindungan terhadap aplikasi untuk ojol itu sendiri.
"Kominfo menerbitkan Permenkominfo mengenai perlindungan teknologi aplikasi bagi ojol dan Kementerian UMKM menerbitkan Permen UMKM mengenai kemitraan ojol dengan perusahaan aplikasi berbasis ride sharing," terangnya.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta berharap, presiden terpilih menjaga para pengusaha ritel besar meski juga turut mendorong bisnis ritel kecil. Tutum bilang, tak jarang pengusaha ritel besar disalahkan karena dianggap mengganggu bisnis ritel kecil.
"Biasanya kalau jual punya nama, wah, yang diteriakkan rakyat kecil, tapi yang dimarahi rakyat gede, lari pengusaha gede," ujarnya.
"Rakyat kecil bantu silakan itu memang keharusan negara. Tapi dengan membela kecil mengganggu yang gede, nggak bener," ujarnya.
Dia pun memberi contoh, di daerah ada minimarket yang tumbuh dan telah melayani masyarakat dengan baik. Namun, kemudian bisnisnya dianggap menghalangi bisnis kecil.
"Silahkan, kita dukung (bisnis kecil), tapi jangan ganggu yang baik, you bela aja," ujarnya.
Dia mengatakan, bisnis besar itu kemudian 'diganggu' seperti sulit mendapatkan izin usaha. Tutum mengatakan, itu ialah salah satu contoh di daerah.
"Kadang-kadang dipersulit izinnya, contoh-contohnya lah, membela ini, tapi yang satunya dipersulit. Itu contoh. Tapi kan lebih ke per daerah," terangnya.
Pengusaha truk tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) ingin presiden terpilih bisa menyelesaikan masalah klasik pengusaha. Masalah klasik yang dimaksud ialah truk over dimension over load (Odol) atau dikenal dengan truk obesitas.
"Jadi kami harap bisa menuntaskan masalah-masalah klasik seperti odol," kata Wakil Ketua Umum Aptrindo Kyatmaja Lookman.
Kyatmaja menjelaskan, truk odol memberikan keuntungan secara ekonomi. Tapi, memberikan kerugian yang besar secara sosial.
Sebab, truk odol berkontribusi pada kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan jalan yang menimbulkan kemacetan.
"Biaya kecelakaan, biaya orang meninggal, biaya polusi, biasa orang cacat disebabkan angkutan barang. Ini nggak pernah dihitung kerugian sosial dan hanya faktor ekonomi saja," terangnya.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja berharap, presiden terpilih mampu menjaga stabilitas perekonomian nasional, karena jika perekonomian terjaga maka akan mempengaruhi industri perbankan. Dia mengatakan, presiden terpilih nantinya juga harus bisa menjaga iklim ekonomi nasional.
"Sehingga untuk perbankan stabilitas likuiditas bisa terjaga. Selain itu kami harap gejolak kurs dan inflasi juga bisa terkendali, ekonomi juga tetap kondusif," ujarnya.
Selain untuk industri keuangan, presiden terpilih diharapkan mampu menjaga kesatuan Indonesia dan keamanan yang kondusif.
"Kemudian presiden juga melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk efisiensi ekonomi Indonesia," tambahnya.
Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk (Bank Mayapada) Hariyono Tjahjarijadi menjelaskan presiden terpilih diharapkan mampu memimpin dan memperhatikan koordinasi yang sudah dilakukan oleh regulator seperti Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Sejauh ini sektor perbankan di bawah BI dan OJK sudah berkoordinasi baik. Mudah-mudahan pendalaman dan penguatannya bisa dilanjutkan," imbuh dia.
Menurut Hariyono, apapun hasil Pilpres harus bisa diterima oleh seluruh pihak. Presiden terpilih harus tetap melanjutkan hal-hal baik sebelumnya.
"Sehingga stabilitas politik, ekonomi, moneter dan kebijakan lainnya dapat terus berkesinambungan dan saling bersinergi untuk memperkuat ekonomi nasional," ujarnya.