Mesranya hubungan dua perusahaan ini tercermin dari jumlah pesanan pesawat Boeing yang dilakukan Lion. Lion terbilang konsumen yang jor-joran membeli pesawat pabrikan AS ini.
Namun, hubungan itu kini kian retak pasca rentetan kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX 8. Seperti apa cerita selengkapnya? Baca berita selanjutnya di halaman berikut.
Bos Lion Air Group Geram
Foto: Irwan Nugroho
|
Rusdi Kirana, pria di balik berdirinya Lion Air meminta maaf atas hilangnya 346 nyawa dalam dua tragedi, yaitu kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines bulan lalu.
Rusdi juga menuduh Boeing memperlakukannya seperti 'celengan'. Pasalnya, Lion Air sudah menghabiskan puluhan miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk pesanan pesawat Boeing.
"Mereka memandang rendah maskapai dan negara saya. Mereka memperlakukan kami sebagai negara dunia ketiga. Mereka memandang saya sebagai celengan mereka," kata Rusdi dikutip dari Reuters, Selasa (16/4/2019).
Rusdi juga mengatakan bahwa Boeing menunjukkan inkonsistensinya terhadap dua kecelakaan pesawatnya.
"Mereka menyalahkan pertama kali dan meminta maaf saat kejadian kedua," tutur Rusdi.
Segini Transaksi Lion Air dan Boeing
Foto: Pesawat Lion Air Boeing 737 Max 8 dikandangkan di Ngurah Rai (dok. Otban Wil 4 Bali Nusra)
|
Demikian Dikatakan Managing Director Lion Group, Daniel Putut Kuncoro Adi ditemui di Grand Mercure Hotel, Jakarta, 12 Maret 2019 lalu.
Nilai transaksi pesanan itu mencapai US$ 22 miliar. Jika mengacu nilai tukar Rp 14.000 per dolar AS, maka nilai transaksi tersebut mencapai Rp 308 triliun. Seluruhnya armada yang telah dipesan dijadwalkan akan datang bertahap hingga 2035.
Hubungan Lion dan Boeing Kian Retak
Foto: Pesawat Lion Air Boeing 737 Max 8 dikandangkan di Ngurah Rai (dok. Otban Wil 4 Bali Nusra)
|
Keretakan hubungan keduanya mulai dari sini. Maskapai berlogo singa merah itu disebut-sebut mengkaji ulang pembelian pesawat Boeing dan berencana membatalkan semua pemesanan.
Sang pemilik, Rusdi Kirana juga pernah marah dengan Boeing karena terkesan lepas tangan atas jatuhnya pesawat JT610. Seperti dilansir Reuters pertengahan Desember 2018 lalu, Rusdi Kirana marah atas apa yang dia anggap itu sebagai upaya Boeing mengalihkan perhatian dari perubahan desain baru-baru ini dan menyalahkan Lion Air atas kecelakaan itu.
Yang bikin Rusdi semakin geram adalah Boeing menunjukkan inkonsistensinya terhadap dua kecelakaan pesawatnya, yaitu Lion Air pada Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines bulan lalu. Pasalnya saat kecelakaan Ethiopian Airlines, Boeing mengakui kesalahannya.
"Mereka menyalahkan pertama kali dan meminta maaf saat kejadian kedua," tutur Rusdi ditulis Selasa (16/4/2019).
Padahal Lion Group sudah menggelontorkan banyak uang untuk memesan pesawat dari Boeing. Dia menuduh Boeing memperlakukannya seperti 'celengan'.
"Mereka memandang rendah maskapai dan negara saya. Mereka memperlakukan kami sebagai negara dunia ketiga. Mereka memandang saya sebagai celengan mereka," kata Rusdi dikutip dari Reuters, Selasa (16/4/2019).
Halaman 2 dari 4