Jakarta -
Capres-cawapres nomor urut 01 sekaligus petahana Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin menang versi hitung cepat alias quick count sejumlah lembaga survei. Pasangan 01 unggul atas capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
Meski belum menang secara resmi berdasarkan hasil perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU), pengusaha menaruh harapan terhadap Jokowi-Ma'ruf. Apa aspirasi para pengusaha?
Baca berita selengkapnya pada halaman selanjutnya.
Ketua API Ade Sudrajat mengatakan pihaknya berharap pasangan 01 mampu menggenjot ekspor produk pertekstilan. Pihaknya pun menargetkan dalam 10 tahun ke depan bisa ekspor mencapai US$ 35 miliar. Untuk itu pemerintahan baru di 5 tahun ke depan harus bisa membantu merealisasikan.
"Ya tentu kita akan ekspor mungkin mencapai US$ 35 miliar dalam kurun waktu 10 tahun ke depan," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Ekspor ini nantinya bakal memberi kontribusi terhadap devisa. Namun banyak upaya yang harus dilakukan pemerintahan periode 2019-2024.
Menurutnya, Jokowi harus menyelesaikan urusan perjanjian kerja sama dengan negara-negara di dunia guna meningkatkan ekspor Indonesia.
"Tentu bahwa fondasi untuk mendapatkan devisa yang lebih besar Indonesia dari sisi ekspor tentu kita berharap di periode ke dua Jokowi ini bisa meletakkan fondasi perdagangan dengan UE (Uni Eropa) dan Amerika tentunya," paparnya.
Dia juga berpendapat janji Jokowi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) ke depan diharapkan bisa meningkatkan daya saing secara global termasuk di industri pertekstilan.
Wakil Ketua Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, hal pertama yang diharapkan dari Jokowi adalah bisa berlaku adil terhadap peritel besar maupun usaha kecil menengah (UKM). Dia melihat dalam kesempatan tertentu Jokowi ingin mendorong pertumbuhan UKM.
"Kita melihat bahwa urusan pelaku usaha kecil ini kan memang selalu yang diangkat di dalam kampanye kan. Nah kalau itu sudah menjadi program mereka ya lakukan saja, tapi yang besar itu tidak boleh diganggu itu," katanya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Dalam hal ini, pemerintahan 5 tahun ke depan harus bisa berlaku bijak memperlakukan keduanya.
"Jangan anda ingin membantu si kecil, yang besar yang baik harus tetap didukung, karena yang memompa ekonomi ini kan tetap pelaku usaha besar," jelasnya.
Dia juga berharap pemerintahan baru bisa berlaku adil terhadap peritel konvensional dan peritel online.
"Itu harus tetap dibetulkan bahwa setiap perdagangan harus diberikan keadilan, itu saja terjemahkan saja. Jadi tidak ada pilpres pun harus dijalankan," paparnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman