Mengenal Deretan 'Kartini' Penjaga Sektor Ekonomi Jokowi

Mengenal Deretan 'Kartini' Penjaga Sektor Ekonomi Jokowi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 21 Apr 2019 14:30 WIB
Mengenal Deretan Kartini Penjaga Sektor Ekonomi Jokowi
Jakarta - Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Bagi perempuan Indonesia, tanggal yang bertepatan dengan hari lahir Kartini itu bukanlah hal yang biasa.

Sebab, tanggal tersebut juga sebagai peringatan atas perjuangan keseteraan gender pahlawan Indonesia, Kartini. Berkat Kartini, kini perempuan punya posisi yang setara dengan para laki-laki. Bahkan, para perempuan mengisi jabatan-jabatan penting.

Seperti sekarang misalnya, perempuan menjadi menteri-menteri ekonomi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berikut sepak terjang menteri-menteri tersebut.

1. Sri Mulyani Indrawati

Foto: Edi Wahyono
Mengutip laman resmi Kementerian Keuangan, Sri Mulyani lahir di Bandar Lampung, Agustus 1962. Ia mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesaia pada 1986.

Usai mendapat gelar Sarjana, Sri Mulyani melanjutkan pendidikannya di University of Illinois Urbana Champaign, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Master of Science of Policy Economics di tahun 1990. Setelah itu ia mendapatkan gelar PhD of Economics di 1992.

Karir Sri Mulyani terhitung cemerlang. Ia menjadi spesialis penelitian Ekonomi Moneter dan Perbankan serta Ekonomi Tenaga Kerja pada awal Oktober 2002 terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group). Sejak 1 November 2002, ia mewakili 12 negara anggota SEA Group di IMF.

Pada 5 Desember 2005, Sri Mulyani dilantik menjadi Menteri Keuangan. Selama menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani dianggap mampu menstabilkan ekonomi makro, mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent, menurunkan biaya pinΒ­jaman dan mengelola utang serta memΒ­beri kepercayaan pada investor.

Sejumlah penghargaan pun diraih menjadi Sri Mulyani saat itu. Sebut saja, Menteri Keuangan terbaik Asia 2006 dalam Emerging Markets Forum pada 18 September 2006 di Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Lalu, terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008. Serta, wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia Oktober 2007.

Usai menjadi Menteri Keuangan untuk pertama kalinya, pada 1 Juni 2010 dia menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia. Selanjutnya, pada tanggal 27 Juli 2016, Sri Mulyani dilantik kembali menjadi Menteri Keuangan oleh Presiden Jokowi.

Saat menjabat Menteri Keuangan kembali, Sri Mulyani beberapa kali juga mendapat penghargaan internasional. Meski, penghargaan itu tak lepas dari kritik.

2. Rini Soemarno

Foto: Agung Pambudhy
Rini lahir di Maryland, Amerika Serikat (AS) 9 Juni 1958. Rini banyak menghabiskan pendidikan di luar negeri.

Dalam catatan detikFinance, saat berkunjung di Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) pada 21 Desember 2017, Rini bercerita pengalaman hidupnya.

Rini bercerita, mulai dari usia 10 tahun hingga 15 tahun ia menimba ilmu di Belanda. Kemudian, ia kembali ke AS untuk melanjutkan studi hingga usia 24 tahun. Rini sendiri memperoleh gelar Sarjana dari Wellesley COllege, Massachusetts, AS.

Meski menghabiskan banyak waktunya di luar negeri, hal itu tak membuat Rini lupa Tanah Air.

"Karena ayah saya selalu mengingatkan, almarhum, kita boleh menimba ilmu kemana saja, tapi selalu ingat di mana akar kamu berada, jika tempat itu masih membutuhkan kamu, kamu harus kembali," kata Rini saat itu.

Di usia 24 tahun ia kembali ke Indonesia dan bekerja Citibank selama 8 tahun. Karir Rini terhitung moncer. Setelah itu ia menjabat sebagai direktur keuangan perusahaan terkemuka nasional PT Astra International Tbk. Kemudian, dia menjabat sebagai orang nomor satu di perusahaan otomototif itu.

"Saya direktur keuangan pada umur 31 dan menjadi dirut Astra International dengan karyawan 120 ribu pada umur 39 hampir 40 tahun," ungkap dia.

Dengan pengalaman yang dimiliki selama memimpin perusahaan besar di Indonesia, pemerintah pada tahun 2001 memilihnya memimpin Kementerian Perindustrian dan Perdagangan pada usia 43 tahun. Lalu, ia kembali menjadi menteri yakni sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Presiden Jokowi.

3. Susi Pudjiastuti

Foto: Edi Wahyono
Susi Pudjiastuti salah satu menteri nyentrik di kabinet Jokowi. Susi hanya seorang lulusan SMP, namun kebijakannya menenggalamkan kapal maling ikan membuatnya jadi sorotan.

Atas kebijakannya tersebut, Susi diganjar doktor honoris causa oleh Universitas Diponegoro pada 3 Desember 2016 lalu. Pada 20 Agustus 2017 lalu, Susi bercerita mengenai alasannya berhenti sekolah dalam wawancara detikFinance.

"Kalau saya berhenti sekolah sih tidak ada kaitannya dengan sistem pendidikan atau apa lah. Saya melihat, saya tidak terlalu suitable untuk sistem yang ada. Saya pikir, saya akan bisa bergerak lebih baik bila saya tidak terkungkung oleh waktu saya sekolah, jadi enggak ada kaitannya," kata Susi.

"Saya tidak bisa berpandangan bahwa sistem yang tidak cocok, justru memang cara-cara saya sendiri yang tidak sesuai dan saya lebih baik have my way out untuk memulai sesuatu," tambahnya.

Soal gelar doktor honoris, Susi menceritakan, sebenarnya sudah banyak yang memberikan penawaran. Meski, dirinya sempat bertanya apakah penilaian itu pantas untuk dirinya.

"Terus kemudian ada yang bicara dari dosen itu, ada sertifikasi kompetensi. Jadi saya ikut tes, diverifikasi oleh 5 profesor doktor datang ke rumah untuk men-justify apakah kompetensi saya itu pantas mendapatkan gelar doktor. Ternyata saya lulus dengan nilai 9, katanya nilai 9 itu level doktor," ujarnya.

"Kedua, saya juga ingin memberikan apresiasi kepada Pak Presiden Joko Widodo yang telah memilih saya dengan semua kontroversi dan protes dari masyarakat karena memilih menteri yang pendidikannya cuma SMP," tutupnya.
Halaman 2 dari 4
(dna/dna)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads