Akuisisi ini dituangkan dalam komitmen yang ditandatangani oleh BTN dengan PMN di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta Pusat. Penandatanganan dihadiri oleh Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo, Direktur Utama Bank BTN Maryono, serta Direktur Utama PNM Arief Mulyadi.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan dalam akuisisi ini pihaknya membeli sebanyak 33.000 lembar saham atau 30% saham PNM IM. Dia bilang, akuisisi ini dilakukan untuk ekspansi bisnis guna mendukung core business BTN. Contohnya dalam mengelola dana keuangan untuk perumahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maryono menjelaskan, akuisisi ini dilakukan secara bersyarat, yakni dengan tahap pertama ini membeli sebanyak 30% saham dan bisa ditingkatkan lagi ke depannya. Dari aksi pembelian ini, BTN mengeluarkan dana sebesar Rp 114,3 miliar.
"Kita melakukan due diligent dengan melakukan kesepakatan dengan syarat sementara 30%, nanti kita tingkatkan lagi. Harganya sudah kita sepakati dengan PT PNM," ujarnya.
Sementara itu, dalam RBB 2019-2021, BTN juga mengincar beberapa perusahaan lain untuk memperluas bisnisnya. Di antaranya, perseroan berencana memiliki anak usaha di bidang asuransi jiwa, asuransi umum, dan perusahaan pembiayaan. Pembentukan berbagai anak usaha tersebut difokuskan untuk mendukung penyediaan rumah yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi berharap dengan akuisisi ini maka anak usahanya bisa ikut berkontribusi di sektor perumahan, khususnya perumahan rakyat. Dia juga berharap agar PNM IM bisa lebih profesional dalam melayani masyarakat.
"Jadi ini melengkapi sinergi BUMN, antara BTN dengan PMN. Harapannya PNM IM bisa lebih profesional dan melayani masyarakat," tuturnya. (fdl/ara)