Museum Pertanian Bogor Diapresiasi Tokoh Internasional

Museum Pertanian Bogor Diapresiasi Tokoh Internasional

Nabilla Novianty Putri - detikFinance
Selasa, 23 Apr 2019 16:39 WIB
Foto: Dok. Kementan
Jakarta - Museum Pertanian serta gedung perpustakaan di kawasan Bogor, Jawa Barat, menjadi simbol pengetahuan sejarah pertanian bangsa Indonesia dari masa ke masa. Pendirian museum itu pun mendapatkan apresiasi dari sejumlah tokoh seperti duta besar dan lembaga internasional.

Apresiasi terkait peresmian Museum Pertanian itu datang dari Dubes Argentina Ricardo Luis Bolacandro. Luis menyatakan museum itu memiliki nilai kebangsaan dan mengesankan semua orang yang datang. Ia juga tertarik dengan kemajuan teknologi pertanian seperti autonomous traktor dan teknologi budidaya sapi.

"Keberadaan museum ini akan meningkatkan jumlah wisata ke kota Bogor. Yang tak kalah penting, museum ini memiliki peran penting dalam perkembangan pembangunan sektor pertanian di Indonesia. Tapi saya memberi masukan agar ke depan ada fasilitas terjemahan multi bahasa Inggris dan Spanyol," ungkap Luis dalam keterangan tertulis, Selasa (23/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apresiasi juga disampaikan Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Stephen Rudgard. Ia mengatakan pendirian museum itu merupakan pencapaian besar untuk sektor pertanian Indonesia, terutama dalam mendukung pelestarian dan pemanfaatan pengetahuan pertanian.

"Secara khusus, saya menyampaikan ketertarikannya untuk mengeksplorasi lebih jauh potensi kerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk memajukan sektor pertanian," ucap Rudgard.

Direktur wilayah Indonesia dari International Fund for Agricultural Development, Ron Hartmann, juga mengapresiasi pembangunan museum tersebut karena membuka pandangan negara lain terhadap kemajuan pertanian Indonesia.


"Ketika saya datang, saya menangkap impresi yang luar biasa atas gagasan pendirian museum ini. Secara khusus, saya terkesima dengan Galeri Pertanian Masa Depan yang terletak di gedung C lantai 3. Area ini menjadi bagian terfavorit saya karena banyak inovasi dan teknologi," katanya.

Hartmann menambahkan keberadaan museum tersebut juga memiliki peran penting dalam memajukan sektor pertanian melalui tangan-tangan anak muda. Terlebih, bentuk arsitektur museum sangat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Sementara itu, Perwakilan United States Agency for International Development (USAID), Chris Rittgers mengaku sangat terkesan dengan tata letak dan pencahayaan di seluruh ruangan museum.

"Tapi saya memberi masukan agar setiap foto di dalam museum dapat diberi informasi terkait tanggal pengambilan foto," ujarnya.

Di tempat yang sama, Perwakilan Kantor TETO negara Taiwan mengaku terkesan dengan display seragam dan topi bertuliskan Bekerja, yang merupakan kepanjangan dari Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera.

"Saya juga suka dengan kalimat tatar yang terpampang seperti #Sepenuhhati yang sangat menginspirasi. Ia menilai negaranya harus mengadopsi museum ini untuk mengingat peran penting sektor pertanian," katanya.

Selain itu, juga perwakilan NZ Embassy, Mr Jack Lee yang memberi apresiasi terhadap pembangunan museum pertanian. Menurutnya, secara keseluruhan museum tersebut sudah sangat bagus, terlebih pada Isi Galeri Future Farming yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan.

"Saya terus terang akan sangat terbantu jika terdapat informasi dalam bahasa Inggris untuk setiap area," ungkapnya.

Menyikapi apresiasi yang datang dari berbagai organisasi dan dubes internasional, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengharapkan museum tersebut dapat menginspirasi anak muda Indonesia untuk membangun pertanian.


"Kami ingin pemuda-pemuda siapapun yang datang ke museum ini tidak saja belajar pertanian Indonesia di masa lalu, tetapi juga masa sekarang, dan optimis menatap ke depan. Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045," kata Amran.

Terlebih, museum itu didirikan sebagai jalan revolusi industri 4.0 menuju Indonesia lumbung pangan dunia 2045. Oleh karena itu, Amran mengajak semua pihak melanjutkan cita-cita besar para pendiri bangsa.

"Langkahnya sudah jelas, karena sumber dayanya sudah ada, teknologinya juga sudah ada," imbuhnya.

Menurutnya, salah satu upaya menarik pemuda Indonesia untuk bertani ialah dengan mentransformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern.

"Penggunaan teknologi pertanian modern itu mutlak, tak bisa dielakkan," jelas Amran.

Amran juga mengingatkan bahwa Indonesia punya sumber daya yang melimpah untuk bisa mewujudkan lumbung pangan dunia 2045. Salah satu optimisme itu terlihat pada keberhasilan Kementan dalam menerapkan teknologi modern pertanian untuk lahan rawa, seperti management air, mekanisasi, hingga teknologi hilirisasi. (prf/hns)

Hide Ads