Transaksi Digital Marak, 1.000 Kantor Cabang Bank Tutup

Transaksi Digital Marak, 1.000 Kantor Cabang Bank Tutup

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 23 Apr 2019 20:24 WIB
Foto: Tim Infografis Zaki Alfarabi
Jakarta - Semakin berkembangnya teknologi industri, tantangan industri perbankan semakin berat. Dampaknya pun sudah mulai terasa bagi perbankan.

Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute, Sukarela Batunanggar mengatakan dengan semakin berkembangnya teknologi, gaya hidup masyarakat berubah termasuk dalam hal akses dunia keuangan.

Masyarakat mulai menginginkan kemudahan dalam bertransaksi. Terbukti dari pola transaksi yang belakangan ini lebih banyak melalui teknologi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selera konsumen berubah yang tadinya orang ke cabang, face to face, sekarang transaksi banyak digital," ujar Sukarela dalam acara Decision Maker di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/4/2019).


Menurut Sukarela layanan tatap muka perbankan mulai ditinggalnya sejak 3 tahun terakhir. Imbasnya jumlah cabang perbankan berkurang drastis.

"Dalam 3 tahun terakhir ada 1.000-an kantor cabang bank tutup. Jumlah kantor cabang bank ada penurunan 3%," terang Sukarela.

Tantangan perbankan tidak sampai di situ saja. Mereka juga kini dihadapkan pesaing baru yaitu perusahaan pembiayaan berbasis aplikasi atau fintech (financial technology).

Fintech hadir dengan pelayanan serba digital. Mereka juga mulai menyasar pasar yang selama ini tidak bisa digarap secara maksimal oleh perbankan yakni masyarakat menengah ke bawah dengan jumlah pinjaman yang kecil.


Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengakui hadirnya fintech cukup menjadi tantangan bagi perbankan agar bisa juga menghadirkan pelayanan yang diinginkan nasabah.

"Sebenarnya di sisi lain bank juga melakukan simplifikasi bisnisnya. Misalnya proses pembukaan rekening. Kalau fintech bisa maka bank ditantang melakukan itu juga," tambahnya.

Tanda-tanda perbankan mulai mengikuti jejak fintech juga terlihat dari investasi yang dilakukan perbankan. Mereka kini juga mulai marak mengembangkan teknologi pembayaran berbasis qr code.

"Rasanya bank mau tidak mau ikuti tren itu," tutur Anggoro. (das/hns)

Hide Ads