Penguatan tersebut direalisasikan dalam kerja sama dengan pemerintah daerah di Kabupaten Kubu Raya bersama dengan Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka). Keduanya bahu membahu mengadakan kegiatan Akademi Paradigta.
Kepala Subdirektorat Kesejahteraan Masyarakat dari Direktorat Pelayanan Sosial Dasar Ditjen PPMD Kemendes PDTT Ibrahim mengatakan Kemendes PDTT turut mendukung kegiatan Yayasan Pekka dan Pemerintah Daerah Kubu Raya dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mari kita gunakan dana desa untuk kesejahteraan masyarakat desa dan terbangunnya strategi advokasi kebijakan dan anggaran desa dan daerah untuk memastikan terpenuhinya pelayanan dasar yang berkualitas di desa," imbuhnya.
Di hadapan 336 wisudawan dalam acara Wisuda Akademia Paradigta Kabupaten Kubu Raya ke-3 di Aula Kantor Bupati Kubu Raya, Pontianak, Kalimantan Barat, itu, Ibrahim menambahkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan Permendes PDTT Nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunaan dana desa tahun 2019 yakni untuk membiayai program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat desa. Di antaranya adalah peningkatan partisipasi masyarakat, pengembangan kapasitas di desa, dan pengembangan ketahanan masyarakat desa.
Sementara itu, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengapresiasi pola pemberdayaan perempuan melalui Akademi Paradigta. Ia mengajak para alumni Paradigta, Mentor, dan akademisi untuk fokus pada masalah nyata yang ada di tengah masyarakat.
Muda mencontohkan tingginya angka stunting belakangan ini yang harus dihadapi. Ia menyebutkan pada 2017 di Kubu Raya terdapat 26,7 persen dari 7.206 kelahiran yang harus dikawal bersama.
"Ini masalah yang luar biasa mengancam generasi. Bukan hanya badan tapi otak tak bisa berkembang, dikhawatirkan melahirkan generasi yang tidak cerdas," ujar Muda.
Selain itu, lanjut Muda, perlu adanya pengembangan usaha salah satunya dengan memperkuat UMKM, penguatan pangan untuk peningkatan gizi.
"Kalau ibu-ibu sudah jadi alumni, dampak ibu-ibu bisa diukur jika bisa mengkaderkan kepada yang lainnya. Harapannya, ibu-ibu yang tidak paham dan sulit informasi bisa menambah wawasan dan mudah akses informasi sehingga bisa mengembangkan dirinya," ujarnya.
Selain itu, Muda berharap, ibu-ibu alumni bersama dengan Yayasan Pekka bisa menjadi ahli di bidangnya seperti fokus pada posyandu, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain.
Salah satu masyarakat penerima manfaat dari program Akademi Paradigta yaitu Karmani mengisahkan, bahwa perjalanan hidupnya sempat tak berdaya setelah suaminya meninggal dan harus berjuang sendiri menghidupi kedua anaknya sebagai buruh tani. Dirinya yang memiliki kekurangan secara fisik sempat membuatnya takut. Namun semua itu ia tepis, hingga satu waktu dirinya memutuskan untuk ikut Akademi Paradigta yang memiliki banyak jalan menjadi orang yang bermanfaat di masyarakat.
"Perempuan yang berkarya adalah yang bermanfaat bagi masyarakat yang memerlukan bantuan," ujarr Karmani.
Sebagai informasi, Akademi Paradigta ini bertujuan untuk membentuk kepemimpinan perempuan di tingkat desa, dan bagaimana peran perempuan bisa ditingkatkan. Dalam Akademi Paradigta para peserta diberikan pelatihan selama satu tahun dari mulai materi advokasi/ paralegal, belajar APBDes, Musdes, kemudian ada tugas akhir dan wisuda.
Dampak atau perubahan di antaranya adanya partisipasi, kontrol masyarakat terhadap anggaran desa, dana PAUD meningkat atas usulan ibu-ibu yang jadi berani bicara, menolong identitas hukum masyarakat, bahkan beberapa ada yang mencalonkan diri jadi BPD, caleg, kades, dan kader desa.
Informasi lainnya dari Kemendes PDTT bisa dilihat di sini. (mul/ega)