Namun ada kejanggalan yang dirasa dalam laporan keuangan tersebut. Pasalnya, Garuda yang disebut untung pada kuartal III-2018 sebelumnya tercatat masih rugi US$ 114,08 juta atau atau Rp 1,66 triliun jika dikalikan kurs saat itu sekitar Rp 14.600.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pun berencana memanggil manajemen GIAA. Pemanggilan itu berkaitan dengan kabar anehnya laporan keuangan perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari data RTI, Kamis (25/4/2016) pukul 13.00 WIB, saham Garuda hingga siang ini tercatat sudah turun 22 poin atau sekitar 4,4%. Harga saham GIAA yang pada penutupan perdagangan Rabu (24/4) kemarin sebesar 500 kini bertengger di 478.
Adapun nilai saham tertinggi GIAA hari ini berada di level Rp 500 dan yang terendah ada di level Rp 474. Hingga siang ini saham GIAA ditransaksikan 2.842 kali dengan volume 287.226 lot saham. Nilai transaksi sahamnya sendiri sebesar Rp 13,8 miliar.
Jika ditarik dalam perdagangan lima hari terakhir, pergerakan saham Garuda tercatat bergerak terus turun.
Sebagai informasi, ada dua komisaris yang enggan menandatangani laporan keuangan 2018 Garuda Indonesia yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria.
Kedua komisaris itu merasa keberatan dengan pengakuan pendapatan atas transaksi Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Layanan Konektivitas Dalam Penerbangan, antara PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia. Pengakuan itu dianggap tidak sesuai dengan kaidah pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) nomor 23.