Perusahaan berencana untuk melepas sebanyak-banyaknya 2 miliar lembar saham atau 33,33% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah IPO).
"Selama ini kami selalu ditanyakan agar lebih transparan sehingga semuanya bisa menjadi lebih dekat. Oleh karena itu kami merencanakan Bali United untuk Go Public. Dengan Go Public, maka semua bisa menjadi pemegang saham Bali United. Kita bisa menjadi sebuah keluarga yang saling memiliki. Kita bangga mengawal, bangga bisa bersama, dan juga bangga bisa memiliki," kata CEO Bali United Yabes Tanuri dalam keterangan tertulis, Jumat (26/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bali Bintang Sejahtera menawarkan sahamnya di kisaran harga Rp 155 - Rp 175 per saham. Jika dikalikan perusahaan berpotensi meraup dana hasil IPO sekitar Rp 310 miliar hingga Rp 350 miliar.
Perseroan telah menunjuk PT Buana Capital Sekuritas (terafiliasi) dan PT Kresna Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam IPO ini.
Perseroan berencana untuk menggunakan sekitar 19,1% dari hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure), sekitar 20,4% untuk memperkuat struktur permodalan kepada Entitas Anak, dan 60,5% akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan.
Rencana ini juga menandai pertama kalinya sebuah klub sepak bola Go Public di Asia Tenggara. (das/dna)