Berdasarkan riset dari McKinsey and Co, pertumbuhan pengguna perbankan digital di Indonesia melesat selama 3 tahun terakhir. Pengguna perbankan digital di Indonesia pada tahun 2017 merupakan yang tertinggi di Asia. Pesatnya perbankan digital dalam negeri disebabkan oleh pengguna smartphone di Indonesia yang mencapai 124 juta orang.
Dengan demikian, masyarakat Indonesia yang saat ini sudah melek teknologi dan menjadikannya gaya konsumsi, seperti dalam menggunakan layanan perbankan. Oleh karenanya, layanan perbankan saat ini pun berlomba-lomba mulai bertransformasi untuk menerapkan teknologi dalam pelayanannya kepada nasabah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti yang dilakukan oleh bank syariah pertama di Indonesia, Bank Muamalat yang terus memberi kemudahan layanan hingga memberdayakan ekonomi keumatan secara digital. Contohnya baru-baru ini Bank Muamalat meluncurkan aplikasi #AyoHijrah yang memudahkan para calon nasabah atau nasabah melakukan pembukaan rekening di Bank Muamalat tanpa harus datang ke kantor cabang.
Aplikasi ini dapat diakses melalui website www.ayo-hijrah.com atau www.bankmuamalat.co.id atau dapat didownload melalui smartphone di Google Play (platform Android) atau App Store (platform IOS).
Selain itu, dalam hal menjamin keamanan yang memang rentan pemalsuan di era digital yang serba mudah ini, Bank Muamalat juga mengambil langkah dengan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) terkait KTP elektronik.
Menurut Chief Executive Officer (CEO) Bank Muamalat Achmad K. Permana, kerja sama itu menjadi upaya peningkatan layanan karena bank dinilai akan lebih cepat dan mudah dalam mengakses data nasabah secara lebih akurat dan komprehensif. Hal ini akan membuat proses verifikasi data yang mudah dan memberikan kenyamanan bagi nasabah.
"Selain mempercepat layanan untuk nasabah, melalui kerja sama ini bank dapat melakukan mitigasi risiko khususnya menghindari pemalsuan data dan rekening fiktif," katanya.
Sebelumnya, Bank Muamalat telah mengembangkan aplikasi Smart Masjid, yang merupakan aplikasi untuk mengatur keuangan masjid secara praktis.Ribuan masjid di Indonesia pun telah diberikan sosialisasi pelatihan manajemen masjid dengan menggunakan aplikasi tersebut.
Berguru ke Startup
Demi terus menumbuhkan budaya inovatif untuk adaptasi di era digital ini, Bank Muamalat pun tak segan untuk berguru pada perusahaan rintisan atau startup yang kini terus berkembang dengan mengandalkan digital.
Program ini sudah memasuki angkatan ke-3 dimana karyawan Bank Muamalat mengunjungi kantor Alibaba Group dan Twitter pada 16 April 2019 lalu. Sebelumnya, pionir bank syariah di Indonesia ini mengunjungi Bukalapak dan Tiket.com pada batch 2 bulan Januari lalu dan Elevenia serta Kumparan pada batch 1 akhir tahun lalu.
"Program I'm Possible bertujuan untuk membangun budaya untuk terus belajar dan mengasah kemampuan diri. Ini juga sebagai bukti bahwa Bank Muamalat siap menghadapi era digital, dengan belajar dari startup, kami yakini ada nilai-nilai yang bisa diambil tanpa melupakan jati diri kami sebagai bank," kata Permana.
Masifnya penggunaan layanan digital ini membuat Bank Muamalat juga pada 2018 lalu telah memperoleh beberapa penghargaan terkait pengembangan teknologi digital yang dimiliki, yakni penghargaan atas inovasi pembayaran zakat secara digital dan mobile banking yang dimiliki Bank Muamalat.
Tonton juga video Melek Industri Digital Lewat Acara ''idEAworks Edu'':
(ega/ega)