"Ya kita tinggal berjuang di kuartal II, kuartal III, kuartal IV, supaya lebih baik dari tahun lalu. Memang kan tidak jauh benar, Kita targetkan 5,3, tahun lalu kan 5,2," kata Darmin di Komplek Istana, Jakarta, Senin (6/5/2019).
Meski naik tipis, dua indikator penting perekonomian nasional yaitu ekspor dam investasi realisasinya tidak seperti yang diharapkan pemerintah. Investasi tumbuh melambat sedangkan ekspor negatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, menurut Darmin, pemerintah memiliki strategi mengejar target perekonomian 5,3% di 2019. Antara lain, menggenjot ekspor komoditas yang berkaitan dengan industri 4.0 atau digitalisasi.
Selanjutnya, tetap mendorong ekspor produk makanan dan minuman. Lalu, sektor kimia, dan otomotif.
"Strateginya sudah kita jelaskan berkali-kali, apa saja yang akan kita kerjakan dengan ekspor," ujar dia.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan rendahnya kinerja ekspor selama tiga bulan pertama di tahun ini karena situasi global.
"Karena globalnya lagi tidak bagus, dan kita masih kesulitan untuk menemukan sektor unggulan. Sehingga masih bergantung kepada ekspor yang tradisional," kata Bambang.
Menurut Bambang, kinerja investasi pada kuartal I-2019 pun harus segera diperbaiki. Mengingat kontribusinya terhadap perekonomian nasional terbesar kedua setelah konsumsi rumah tangga.
Apalagi, melambatnya kinerja investasi lebih dikarenakan kewaspadaan para investor pada pelaksanaan pemilu yang berlangsung pada April 2019.
"Jadi semua komitmen investasi harus segera direalisasikan," kata Bambang. (hek/hns)