Hal itu memberikan kejutan bagi para pelaku pasar. Apalagi sebelumnya kedua negara dengan ekonomi terbesar itu tengah berunding selama berminggu-minggu untuk mencapai kesepakatan setelah melakukan perang dagang.
Melansir CNBC, Selasa (7/6/2019), Yuan China anjlok ke posisi 6,82 yuan terhadap dolar. Posisi itu menandai penurunan lebih dari 1,4% dari posisi tertinggi di sekitar 6,72 minggu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam akun Twitternya, Trump mengancam akan meningkatkan tarif bea masuk 10% menjadi 25% untuk barang-barang China senilai US$ 200 miliar. Dia juga mengancam akan mengenakan 25% pungutan tambahan atas US$ 325 miliar barang-barang China dalam waktu dekat.
Tarif bea masuk untuk barang-barang itu pada awalnya ditetapkan sebesar 10%. Trump pada awalnya mengancam akan menaikkan tarif pada awal tahun, tetapi menunda keputusan itu setelah China dan AS setuju untuk duduk bersama melakukan pembicaraan perdagangan.
Sumber mengatakan kepada CNBC bahwa China mungkin mundur dari pembicaraan perdagangan yang dijadwalkan untuk minggu ini. Wakil Perdana Menteri Tiongkok Liu He telah merencanakan untuk membawa delegasi besar ke Washington pada hari Rabu untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan dan telah ada pembicaraan dalam beberapa hari terakhir bahwa kesepakatan akhir dapat terjadi.
William Ma, kepala investasi di Noah Holdings, mengatakan pada hari Senin bahwa yuan dapat mencapai level 7 terhadap dolar.
"Kami berpikir bahwa volatilitas jangka pendek akan terus berlanjut dan berpotensi menyentuh 7 dalam waktu dekat. Tetapi pandangan kami adalah jenis volatilitas ini dapat berubah dalam semalam jika pembicaraan dilanjutkan ke jalur normal," ujarnya.
Namun, jika pembicaraan memburuk, itu bisa memicu koreksi di pasar, katanya.
Andy Brenner dari National Alliance Securities, mengatakan yuan akan semakin hancur. "Kami berharap pasar akan kembali membaik dalam beberapa malam, tapi itu bisa menjadi pembukaan yang berantakan di Eropa," katanya.