Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga baru saja mengunjungi ibu kota provinsi Kaltim, Samarinda. Jokowi mengakui Kaltim jadi salah satu unggulan karena kelengkapan infrastruktur pendukungnya.
Lalu, apa saja infrastruktur yang membuat Kaltim selangkah lebih maju dibanding yang lainnya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Kota Balikpapan, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah menyelesaikan pembangunan Bendungan Teritip. Bendungan yang dikerjakan mulai tahun 2014 hingga 2016 tersebut memiliki manfaat untuk menambah pasokan air bersih bagi masyarakat Kota Balikpapan sebanyak 250 liter/detik.
Bendungan Teritip memiliki luas genangan 94,8 hektar dengan kapasitas 2,43 juta meter kubik, urukan tanah setinggi 10,5 meter dan panjang 650 meter serta bangunan pelimpah sepanjang 20 meter.
Untuk distribusi ke rumah-rumah penduduk, Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kota Balikpapan bekerja sama dalam menyelenggarakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Teritip. Pada tahap I akan dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) berkapasitas 200 liter/detik di Kecamatan Balikpapan Timur.
Di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kementerian PUPR juga tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Marangkayu berkapasitas 12,4 juta m3. Bendungan ini dimanfaatkan untuk mengaliri lahan irigasi seluas 4.500 Ha, sumber air baku 450 liter/detik, tenaga listrik sebesar 1,4 MW. Biaya konstruksinya berasal dari APBN Rp 63,04 miliar yang digunakan untuk pekerjaan spillway dan APBD sebesar Rp 288,57 miliar untuk pekerjaan tubuh bendungan.
Untuk mendukung konektivitas antar wilayah, ada jalan tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,35 kilometer (km) yang dibangun oleh PT Jasa Marga Balikpapan Samarinda melalui skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).
Jalan tol pertama di Pulau Kalimantan ini terdiri dari lima seksi, yaitu Seksi I Balikpapan-Samboja sepanjang 22,03 km dengan progres konstruksi 96,82%. Seksi II Samboja-Muara Jawa (30,98 km) progres pengerjaan mencapai 83,73% dan Seksi III Muara Jawa-Palaran (17,50 km) progresnya sebesar 97,21%.
Seksi IV Palaran-Samarinda (17,95 km) progresnya sudah mencapai 75,33%, ditargetkan rampung Juli 2019 dan terakhir Seksi V Balikpapan-Bandara Sepinggan (11,09 km) progresnya mencapai 68% dengan target rampung Agustus 2019.
Ada pula Jembatan Pulau Balang II sepanjang 804 meter yang berada di atas teluk Balikpapan. Jembatan menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara. Kehadiran jembatan yang ditargetkan rampung akhir tahun 2019 akan mempersingkat waktu tempuh perjalanan Balikpapan-Samarinda. Progres konstruksi jembatan ini telah mencapai 67,9% dengan anggaran Rp 1,3 triliun.
Penampungan sampah juga dibangun pada tahun 2018, yakni Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Manggar di Kota Balikpapan dengan biaya Rp 160,3 miliar. TPA ini dapat melayani 450 ton sampah per hari atau setara dengan konsumsi sampah 750.000 jiwa. Selain itu juga dibangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan anggaran Rp 14,7 miliar untuk menampung 10 ton sampah per hari atau setara konsumsi sampah 17.000 Jiwa. (eds/ara)