Benarkah Fintech Jadi Ancaman Buat Bank?

Benarkah Fintech Jadi Ancaman Buat Bank?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 09 Mei 2019 16:21 WIB
Ilustrasi/Foto: istimewa
Jakarta - Layanan financial technology (fintech) menjadi alternatif baru dalam industri jasa keuangan. Kehadiran fintech disebut-sebut menjadi ancaman bagi bank terutama dengan berbagai layanan yang semakin berkembang saat ini.

Bank diatur amat ketat, sementara fintech tidak terlalu. Layanan fintech ini disebut menjadi ancaman bagi bank.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan ini menjadi momok yang menakutkan bagi industri perbankan. Padahal, teknologi menurutnya justru sebagai sebuah pendukung terjadinya optimalisasi, termasuk di dunia perbankan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat bicara fintech, saya merasakan sampai saat ini kayaknya teman-teman perbankan itu menyebut fintech medeni (menakutkan). Padahal yang namanya aplikasi jangan dilihat dari sisi teknologinya, tapi sebagai cara baru. Teknologi itu enabler saja," katanya dalam acara CNBC VIP Forum di Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (9/5/2019).


Dengan kolaborasi antara perbankan dan fintech seperti yang sudah diatur oleh otoritas saat ini, dia yakin hal ini tak bakal menimbulkan disrupsi di perbankan.

"Yang mengubah ini bukan teknologi tapi mindset kita. Jadi jangan takut dengan teknologi bahwa ini akan mendisrupsi," katanya.


Hal ini diamini oleh Wadirut BCA Armand Hartono. Menurut Armand, tumbuhnya fintech justru membantu perbankan untuk berkembang lebih baik.

"Perubahan zaman itu bagus untuk kami. Bagi kami semakin ada industri baru, semakin bagus bagi kami. Contoh dengan adanya e-commerce, sekarang malah banyak yang punya akun bank. Dengan adanya peer to peer, apa lagi ada aturan harus punya akun bank, ya bagus untuk bank," katanya di lokasi yang sama.

Sebagai informasi, hingga saat ini Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sudah ada lebih dari 176 fintech yang terdaftar. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah, karena adanya kebutuhan dari masyarakat sendiri. Selain itu, masih banyak lapisan masyarakat yang tidak terjangkau bank, namun berhasil dijamah oleh fintech. (eds/ara)

Hide Ads