Di 2018, Sampoerna memiliki pangsa pasar 33,0% dan volume penjualan tahunan sebanyak 101,4 miliar unit. Pangsa pasar Sampoerna mencakup 30,2% dalam segmen sigaret kretek mesin, 60,9% dalam segmen sigaret putih mesin, dan 37,7% dalam segmen sigaret kretek tangan.
Sementara pada kinerja kuartal pertama 2019. Estimasi total industri turun sebesar 0,8%, terutama disebabkan oleh pergerakan persediaan barang dagang pada kuartal ini, menyusul absennya kenaikan pajak cukai pada Januari 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pangsa pasar dan volume penjualan mengalami sedikit penurunan sebesar 32,2% dan 22,1 miliar unit, yang utamanya disebabkan oleh total pasar yang lebih rendah dan selisih harga ritel A Mild terhadap merk pesaing yang semakin besar setelah kenaikan harga pada Oktober 2018," ungkap Direktur Utama Sampoerna Mindaugas Trumpaitis dalam keterangannya, Senin (6/5/2019).
Pendapatan bersih dan laba bersih tumbuh sebesar 2,9% dan 8,4% menjadi Rp23,8 triliun dan Rp3,3 triliun, didorong oleh harga yang lebih tinggi di berbagai merek dalam portofolio.
Selain itu, Sampoerna juga mengumumkan pengangkatan Fransisca Rahardja dan Sharmen Karthigasu sebagai Direksi baru Sampoerna. Rahardja menggantikan Ingo Rose yang ditunjuk sebagai Commercial Vice President di kantor regional Asia Philip Morris International di Hongkong. Karthigasu menggantikan William Giff yang pindah ke salah satu posisi di operasional PMI di Amerika Utara.
Guillaume Popiol menggantikan Michael Scharer yang ditunjuk menjadi Vice President Eastern Europe & Asia Manufacturing Philip Morris International di Hongkong Sampoerna juga menambah dua anggota Dewan Komisaris, yaitu Paul Janelle dan Luthfi Mardiansyah.
(das/fdl)