Stok BBM tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan selama musim mudik Lebaran tahun 2019. Pasalnya, ada peralihan dari penumpang pesawat ke darat, serta beroperasinya jalan tol Trans Jawa.
"Ada perilaku konsumen yang beralih dari udara ke jalan tol. Apalagi pada bulan ramadhan dan puasa ini, diperkirakan banyak pemudik gunakan jalan tol. Jadi stok kita lebihkan. Karena stok dilebihkan volume impor naik," ujar Arcandra di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (17/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan khusus di April 2019, BPS mencatat neraca perdagangan migas pun masih defisit sebesar US$ 1,49 miliar. Di mana, ekspornya sebesar US$ 741,9 juta dan impornya US$ 2,23 miliar.
Untuk bulan depan, Arcandra mengharapkan adanya penurunan impor minyak pada Mei 2019. Sebab, musim mudik Lebaran selesai beberapa hari setelahnya.
Apalagi, pihak Pertamina sudah mulai memproduksi seluruh produk minyak dalam negeri sebagai bahan baku solar dan avtur. Sehingga bisa menekan impor minyak.
"Mei turun sedikit lah, sehingga ketahanan stok kita untuk BBM 22 hari," ungkap dia.