Ketua Komisi VI DPR RI Teguh Juwarno mengatakan, Komisi VI sebagai mitra kerja Kementerian BUMN memang ingin seluruh perusahaan pelat merah bisa melakukan inovasi. Tujuannya agar perusahaan semakin sehat.
"Garuda sudah lakukan itu. Bahkan bisa membalikkan keadaan dari rugi menjadi untung," ujarnya di ruang rapat Komisi VI, Gedung DPR, Jakarta, Selasa (21/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Garuda Indonesia di kuartal III-2018 masih mengalami kerugian US$ 114,08 juta atau atau Rp 1,66 triliun jika dikalikan kurs saat itu sekitar Rp 14.600. Kerugian sebesar itu bisa ditutupi dan bahkan berbalik untung US$ 809,85 ribu atau setara Rp 11,33 miliar (kurs Rp 14.000) dalam waktu hanya 3 bulan.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dalam laporan keuangan 2018 meraup laba bersih US$ 809,85 ribu atau setara Rp 11,33 miliar (kurs Rp 14.000). Padahal laporan keuangan 2017 masih rugi US$ 213,4 juta.
"Garuda bisa membalikkan keadaan, tapi yang kita heran, ini bukan diapresiasi tapi malah di-bully," tuturnya.
Komisi VI pun menginginkan Garuda Indonesia bekerja bukan hanya mengedepankan inovasi, tapi juga berpegang teguh pada pengelolaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).