Tergiur Bisnis Katering Sahur? Baca Dulu Tipsnya

Tergiur Bisnis Katering Sahur? Baca Dulu Tipsnya

Vadhia Lidyana - detikFinance
Minggu, 26 Mei 2019 19:24 WIB
Foto: Rahmi Anjani/Wolipop
Jakarta - Bisnis katering sahur di bulan ramadhan dapat memberikan keuntungan yang besar. Karena, belum banyak pelaku usaha katering yang menyediakan layanan katering sahur. Mau tahu tips untuk memulai bisnis katering sahur? Simak berita berikut.

1. Memiliki Pemahaman di Dunia Kuliner

Bisnis katering sahur juga termasuk dalam bisnis kuliner, lho! Sangat penting bagi pengusaha yang ingin memulai bisnis katering terutama katering sahur memiliki minat di dalam dunia kuliner.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ownernya harus punya minat di dunia kuliner. Senggaknya kalau dia nggak bisa masak, harus paham kuliner. Harus tahu rasa. Karena kuliner kan yang penting rasanya," tutur Riezka Sari Injaryanti, pemilik MyHalalFood.co ketika dihubungi detikFinance, Minggu (27/5/2019).

Menurut Riezka, minat dan pemahaman di dunia kuliner adalah modal awal untuk membuka usaha katering, termasuk katering sahur. Dengan itu, maka owner dapat mengetahui celah-celah bisnis katering ke depannya.


2. Memiliki Juru Masak yang Mau Belajar

Riezka mengatakan, modal kedua memulai bisnis katering yakni memiliki juru masak yang mau belajar. Artinya, juru masak tersebut tak wajib memiliki pengetahuan luas mengenai ragam masakan, asal dia mau belajar maka itu sudah cukup.

"Kedua, dia harus punya partner juru masak yang mau belajar sama sama. Karena memang, juru masak aku memang pintar sekali masak tapi untuk menu biasa. Aku lebih milih begitu, nanti belajar sama-sama. Kalau yang sudah tinggi, seperti chef, nanti susah untuk diajarkan karena sudah pintar," ungkap dia.

Riezka sendiri memulai bisnis kateringnya yang bernama MyHalalFood.co dengan menggandeng juru masak yang sekaligus bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di kediamannya.

Untuk mengembangkan menu-menu kateringnya, ia mencicip masakan dari berbagai restoran yang sudah besar namanya. Dengan itu, maka ia dan juru masaknya mengetahui cita rasa dasar dari menu tersebut.

3. Tak Perlu Modal Besar

Riezka sendiri memulai bisnis kateringnya hanya dengan modal sebesar Rp 3.000.000 untuk modal pemasaran melalui online. Ia membeli bahan dasar pesanan kateringnya dari uang yang sudah dibayarkan di awal oleh pelanggan. Maksudnya, Riezka menggunakan sistem pembayaran di awal.

"Jadi modal awal Rp 3.000.000 aku pakai di online marketing. Jadi dana itu lebih ke branding semua. Kalau untuk belanja dan lain-lain itu dana tamu (pelanggan). Jadi tamu pesen harus bayar dulu. Karena aku nggak ada modal untuk belanja," terang Riezka.

Dengan cara itu, Riezka tak perlu menyiapkan modal besar. Modal awalnya ia utamakan untuk branding. Dengan branding tersebut, bisnisnya berjalan lebih mulus.


4. Mematok Harga yang Pas Dengan Kantong Pelanggan

Tips ini diambil dari pemilik Soku Kitchen, bisnis katering sahur asal Solo. Soku Kitchen dengan segmentasi pelanggan 60% mahasiswa mematok harga yang sangat murah dengan pelayanan maksimal.

"Harga paket kita Rp 20.000 untuk sahur. Sudah dapat nasi, lauk, sayur, kerupuk/gorengan, sambal, buah , dan minum. Itu sudah termasuk ongkos kirim," ungkap pemilik Soku Kitchen, Soekma Agus Sulistyo kepada detikFinance, Minggu (27/5/2019).

Dengan harga tersebut, pelanggan Soku Kitchen dapat menikmati santapannya tanpa harus keluar kos-kosannya. Oleh karena itu, pesanan katering sahurnya bisa meningkat 100%.

"Katering sahur sendiri bisa meningkat sampai 100% dari pada hari biasa. Kalau sehari itu rata-rata 50 porsi. Kalau sahur ini bisa 100-120 porsi per hari," imbuhnya

5. Memberi Kepercayaan Kepada Pelanggan

Berbeda dengan MyHalalFood.co, Soku Kitchen justru menawarkan sistem pembayaran di belakang.

"Mereka itu bayarnya bisa di belakang. Jadi mereka nggak harus bayar langsung. Bisa totalan di belakang, sampai satu bulan. Jadi kita beri kemudahan untuk nggak langsung bayar nggak apa-apa.Misal di bulan puasa, ketika mau mudik baru bayar," terang Soekma.

Dengan sistem pembayaran tersebut, sejak 2015 hingga saat ini ia tidak pernah mengalami kerugian.

"Nggak ada (kerugian). Kita saling memberi kepercayaan kepada klien. Begitu pun mereka sebaliknya. Jadi selama ini mereka semua bayar sih," pungkasnya. (dna/dna)

Hide Ads