"Bapak-ibu, kenapa tiba-tiba aku panggil? Kami keliling ke seluruh Indonesia, kami ingin Anda menjadi agen pembaharu di tempat Anda dan menjadi teladan," kata Amran dalam keterangan tertulis, Senin (27/5/2019).
Hal tersebut diungkapkannya dalam Rapat Koordinasi Unit Pelaksana Teknis Lingkup Kementan yang mengangkat tema "Sinergi Membangun Pertanian 4.0" di Kantor Pusat Kementan, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amran mencontohkan keberhasilan pengembangan pertanian di Kalimantan Selatan yang menanam jagung dengan model tanam yang berbeda, produksinya mencapai 20 hingga 24 ton. Lahan jagung ini sebelumnya merupakan lahan tidur berantakan.
"Jadi seluruh UPT harus bangunkan lahan tidur yang ada di sekitarnya. Mulai pulang nanti bangunkan ya lahan-lahan tidur, dioptimalkan dan menjadi lahan produktif," ujarnya.
Contoh yang kedua, sambung Amran, jika Balai Veteriner sukses mengembangkan sapi Belgian Blue setidaknya 5 ekor, dapat dipastikan masyarakat datang berbondong-bondong ingin mengadopsi ternak sapi tersebut.
"Begitu pun dengan pengembangan ternak ayam kampung, harus menjadi contoh dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar," imbuhnya.
Oleh karena itu, ia meminta kepala UPT segera membangun role model pengembangan pertanian 4.0 dengan mengoptimalkan lahan tidur. Setiap UPT membangun satu paket bercocok tanam yang berstandar pertanian 4.0, sehingga menjadi contoh bagi pembangunan pertanian di daerah masing-masing.
"Jadi para kepala UPT yang hadir ini, pulang nanti harus langsung berbuat, seluruh lahan tidak boleh nganggur. Jadikan sebagai model atau contoh pertanian 4.0 yang sukses," tuturnya.
"Jadi pertanian 4.0 itu bertani dengan cerdas, teknologi berbasis digital, yang mengerjakan robot. Misal tanam jagung itu dilakukan robot. Ini harus kita wujudkan di daerah masing-masing," pintanya.
Sementara itu Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementan, Abdul Halim, menambahkan rapat koordinasi ini sekaligus bertujuan untuk mengevaluasi dan pembinaan kinerja UPT lingkup Kementan.
Menurutnya UPT memiliki peran strategis dan dituntut mensukseskan program pembangunan pertanian, terutama program strategis percepatan swasembada pangan.
"Sesuai arahan Pak Menteri, kita terus mengembangkan aplikasi untuk peningkatan kinerga pegawai. Saat ini penilaian kinerja sudah menggunakan aplikasi e-personal yang dinilai setiap bulan," jelas Abdul.
"Kita juga mengembangkan e-mutasi. Jadi tidak lagi membawa berkas-berkas ketika pindah tugas," tandasnya.
Sebagai informasi, Kementan memiliki 160 UPT di seluruh Indonesia, yang berada di bawah Direktorat Jenderal Peternakan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Badan Litbang, Badan Karantina dan Badan Pengembangan Penyuluhan dan SDM Pertanian. (mul/mpr)