Tiket Pesawat Mahal, Darmin Yakin Inflasi Mei Terkendali

Tiket Pesawat Mahal, Darmin Yakin Inflasi Mei Terkendali

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 31 Mei 2019 18:47 WIB
Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
Jakarta - Ramadhan biasanya mengerek inflasi bulanan. Namun Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution yakin inflasi Mei 2019 relatif terkendali meskipun harga tiket pesawat mengalami peningkatan.

Menjelaskan inflasi bulanan yang berbarengan dengan Ramadhan dan Idul Fitri memang cenderung jauh lebih besar dari bulan biasanya. Pada 2018 misalnya inflasinya mencapai 0,59%, di 2017 0,69%, di 2016 0,69%, bahkan di 2015 mencapai 0,93%.

"Memang biasanya tinggi. Padahal di bulan lain paling 0,25-0,29%," tuturnya di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/5/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk inflasi bulan Mei 2019, menurutnya masih tetap tinggi dibanding bulan biasa. Namun jika dibandingkan dengan inflasi bulanan dari tahun sebelumnya relatif lebih rendah.

"Bagaimana dengan tahun ini, ya tidak bisa dibilang rendah walaupun lebih rendah dari yang tinggi tadi. Kita berharap inflasinya akan berkisar di 0,5-0,6%," terangnya.

Untuk masalah harga tiket pesawat sendiri, Darmin yakin dampaknya tidak akan terlalu besar di inflasi Mei 2019. Sebab sumbangsih-nya terhadap inflasi sudah terasa di inflasi April 2019.

"Apa yang membuat naik sebetulnya transportasi tidak termasuk tinggi, karena sampai akhir bulan lalu sudah naik tinggi. Bulan ini enggak banyak, tapi memang masih naik sedikit," tuturnya.


Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir menambahkan, semenjak diberlakukannya penurunan Tarif Batas Atas (TBA) tiket pesawat hingga 16% sudah cukup berdampak untuk beberapa rute.

"Setahu saya ke Jogja sudah turun Rp 100-150 ribu, Garuda itu. Kan rute gemuk itu kan ke Yogya, Denpasar saya cek sudah turun Garuda dan Lion, memang variasi antara Rp 100-150 ribu," tambahnya.

Meski begitu, pemerintah masih mengkhawatirkan dampak dari penurunan penumpang pesawat terhadap industri pariwisata. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penumpang pesawat domestik mengalami penurunan. Secara bulanan (month to month/mtm), jumlah penumpang pesawat pada Februari 2019 sebanyak 5,63 juta atau turun 15,46% dibandingkan bulan sebelumnya 6,66 juta penumpang.

"Dampak terhadap tourism lagi kita dalami. Kita lagi hitung karena kita lihat terjadi penurunan angkutan udara Q1 -10,2% yoy. Ini kata Pak Menko lagi dipelajari dampaknya terhadap pariwisata. Tapi kalau terhadap inflasi masih normal," tutupnya.

(das/fdl)

Hide Ads