Soal Iklim Investasi RI, S&P Juga Soroti Sektor Pelabuhan

Soal Iklim Investasi RI, S&P Juga Soroti Sektor Pelabuhan

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 02 Jun 2019 10:31 WIB
Foto: Tim Infografis, Luthfy Syahban
Jakarta - Jumat pekan lalu, S&P menaikkan peringkat utang jangka panjang Indonesia atau sovereign credit rating Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan prospek stabil.

Selain itu, S&P juga menaikkan peringkat utang Indonesia jangka pendek menjadi A-2 dari A-3.

Dalam penilaiannya, S&P menyebut ekonomi Indonesia secara konsisten mengungguli negara-negara lain dengan tingkat pendapatan yang serupa. Lembaga
ini optimistis dengsn kebijakan Indonesia yang stabil dan pengaturan fiskal yang hati-hati, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat di tahun-tahun mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Di sisi lain, peringkat utang PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC meningkat, seiring dengan naiknya peringkat utang jangka panjang Indonesia versi lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor (S&P).

Berdasarkan review S&P, profile kredit IPC membaik dari BB+ menjadi BBB-. Dalam dunia investasi, peringkat BBB- dikategorikan sebagai peringkat investment grade (layak investasi).

"Kami merevisi penilaian atas stand-alone credit profile (SACP) IPC dari BB+ menjadi BBB-. Penilaian ini berdasarkan pandangan bahwa kondisi perekonomian Indonesia yang lebih stabil akan mendukung perusahaan-perusahaan seperti PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC dalam meningkatkan pendapatan dan menekan gejolak arus kas (cash flow) mereka," tulis S&P dalam review terbarunya yang dikutip Minggu (2/6/2019).


"Kenaikan peringkat utang IPC ini menandakan kepercayaan investor global terhadap pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional yang dilaksanakan IPC. Salah satunya pembangunan Terminal Kijing di Kalimantan Barat, untuk meningkatkan konektivitas nasional," kata Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya menanggapi penilaian S&P yang menaikkan peringkat utang IPC baru-baru ini. (dna/dna)

Hide Ads