Tak hanya restoran, sejumlah kedai yang menyediakan makanan take out juga diserbu pendemo. Bahkan, saking banyaknya pendemo yang kelaparan, mencari makanan tak lagi mudah karena dimana-mana sudah habis dibeli.
"Saya naik-turun dua-tiga lantai baru saya menemukan makanan," kata Yin Yuen-yan, pelajar berumur 20 tahun yang sedang duduk di depan restoran Original Taste Workshop yang menjual makanan kotak, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (13/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, sejumlah restoran tak lagi memiliki cadangan makanan untuk dijualnya setelah diserbu pendemo yang kelaparan. Aksi demo menutup jalanan sehingga aktivitas pengiriman logistik menuju Citic Tower dihentikan.
"Tidak ada pengiriman ke toko kami, bahkan tak ada koran yang datang hari ini," kata seorang karyawan wanita dari Shelves at Vingo, toserba di Citic Tower.
Selain itu, Mr Tomahawk, restoran khas barat yang menyajikan bistik juga tak menerima kiriman bahan makanan.
"Biasanya pasokan sampai pukul 10 pagi. Tapi tak ada satu pun yang sampai. Biasanya restoran kami melayani pekerja, tapi hari ini dipenuhi oleh pendemo," jelas Karen Fu Zhi-kai, karyawan Mr Tomahawk.
Dengan habisnya stok makanan di restoran-restoran Citic Tower, penjualannya meningkat drastis. Salah satunya Hana-Musubi, restoran Jepang yang menjual nasi kepal penjualannya meningkat hingga 50%. Untuk menjaga penjualannya hari itu, Hana-Musubi bahkan mengirim pegawai di restorannya untuk mengambil bahan makanan. Restoran tersebut tak mendapat kiriman bahan makanan dari luar karena demo ini.
"Jalan tertutup, jadi pasokan nasi kepal tak bisa dikirim. Bahkan kami mengirim salah satu pegawai untuk mengambil pasokan," kata pegawai restoran Hana-Musubi, Chai Hoi-ching. (dna/dna)