Pedagang Baju di Tanah Abang Ngeluh Omzet Anjlok 70%, Ini Alasannya

Pedagang Baju di Tanah Abang Ngeluh Omzet Anjlok 70%, Ini Alasannya

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 14 Jun 2019 16:17 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang keluhkan penjualannya ang turun drastis. Bahkan, ada yang penjualannya sampai tekor sekitar 60-70%.

"Bulan puasa kemarin, sampai lebaran sepi sekali. Dibandingkan tahun 2018 penurunannya ada 60-70%. Parah kan itu?" tutur Hero, salah satu pedagang tekstil di Blok B Pasar Tanah Abang ketika ditemui detikFinance, Jumat (14/6/2019).

Selain Hero, Slamet yang juga pedagang tekstil di Blok B Pasar Tanah Abang mengungkapkan, penjualannya di lebaran tahun 2019 menurun 30% dibandingkan lebaran tahun 2018.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dibandingkan tahun lalu drastis ya. Omzetnya turun sekitar 30%. Saya sudah menebak itu dari yang mulai rusuh. Makanya saya sekalian saja libur dari tanggal 21 Mei sampai 13 Juni kemarin," kata Slamet.


Slamet mengatakan, penyebab turunnya penjualan di lebaran tahun ini ada beberapa hal. Pertama, stabilitas keamanan dalam negeri terutama di Jakarta mulai goyah sejak mulainya kampanye pemilu 2019.

"Memang tahun ini agak beda, penurunannya drastis. Ketenangannya juga nggak dapat. Karena politik-politik itu, dari kampanye itu. Ketakutan pelanggannya," jelas Slamet.

Kemudian, Rosid, salah satu pedagang busana muslim di Pasar Tanah Abang mengatakan, biasanya 3 bulan sebelum lebaran pedagang di daerah akan datang untuk belanja. Namun, karena kondisi politik memanas di Jakarta, pedagang daerah yang berbelanja di Pasar Tanah Abang hanya belanja sedikit dan tak mau mendatangi Tanah Abang.

"Biasanya pedagang daerah belanja ke sini H-3 bulan lebaran. Tapi kemarin dadakan belanjanya. Banyak juga yang nggak mau datang, dikirim saja. Kita dulu sehari total belanja dari pedagang-pedagang daerah itu bisa Rp 15 juta. Sekarang sudah maunya dikirim, ongkos kirim mahal, total mereka belanja hanya Rp 10 juta sudah sama ongkos kirim," imbuh Rosid.


Selain karena musim pemilu dan stabilitas keamanan, maraknya penjual online juga menjadi faktor turunnya penjualan mereka. Menurut Rosid, diskon besar-besaran yang diberikan di toko-toko online mematikan penjualan pedagang konvensional.

"Kebanyakan pedagang konvensional kayak kita matinya karena diskon-diskon online," imbuh dia.

Rosid, mengungkapkan, penjualannya di lebaran tahun 2018 bisa mencapai Rp 15-20 juta per hari. Namun, di lebaran kali ini ia hanya memperoleh sekitar Rp 10 juta per hari.


Pedagang Baju di Tanah Abang Ngeluh Omzet Anjlok 70%, Ini Alasannya
(zlf/zlf)

Hide Ads