Sejak awal beroperasi pada 13 Juni 2015 lalu, tol Cipali sudah menelan banyak korban. Bahkan, baru sebulan beroperasi sudah ada 53 kecelakaan di Tol Cipali, di mana 11 korban di antaranya meninggal dunia.
Menanggapi hal tersebut, Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) memberi imbauan pada operator jalan tol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Danang menegaskan bahwa infrastruktur bukan lah penyebab adanya kecelakaan di Tol Cipali pagi tadi. Melainkan, infrastruktur justru dibangun untuk membantu mengurangi kecelakaan.
"Infrastruktur bukan penyebabnya, yang kita lakukan justru infrastruktur harus mampu mengurangi fatalitasnya," tegas Danang.
Danang mengatakan, pihaknya akan menambah fasilitas infrastruktur untuk meningkatkan keamanan dalam berkendara di jalan tol. Di antaranya adalah besi pembatas jalan, rambu-rambu, marka jalan, dan juga lampu penerangan.
"Kalau BPJT, kami fokus pada perbaikan infrastruktur tol-nya sehingga jumlah korban, khususnya yang meninggal dunia bisa kita tekan. Beberapa strategi perbaikan geometri tol, perlengkapan jalan seperti guardrail (pembatas jalan), rambu, marka, akan jadi fokus kita untuk dilaksanakan operator tol," jelasnya.
"Penambahan dan perbaikan jenis guardrail. Median yang lebih baik. Perlampuan kalau malam hari," tambahnya.
Oleh karena itu, Danang mengatakan bahwa pihaknya dengan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan melakukan pertemuan dengan para ahli di bidang keselamatan dari sejumlah perguruan tinggi. Pertemuan tersebut diagendakan pada hari Rabu, (19/6/2019).
"Rabu kita akan bahas dengan KNKT dan para expert perguruan tinggi di bidang safety," katanya.