"Ya tunggu aja, tapi ya mestinya sih pada dasarnya kita relatif baik," kata Darmin di kantornya, Jumat (21/6/2019).
Meskipun dinilai baik, Darmin mengatakan bahwa transaksi minyak dan gas (migas) menjadi komoditas yang harus diperhatikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia pada April defisit US$ 2,5 miliar. Angka ini berasal dari ekspor pada April 2019 sebesar US$ 12,6 miliar dan impor sebesar US$ 15,1 miliar.
"Nilai impor pada April 2019 itu adalah US$ 15,10 miliar, turun 12,25% jika dibandingkan Maret 2019. YoY turun 6,58%," kata Kepala BPS Suharyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Kenaikan impor terjadi paling besar karena impor migas naik 46,99%, sedangkan komoditi non migas hanya naik 7,82%.