Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai capaian PNBP kali ini tidak bisa ditafsirkan sebagai capaian yang positif dari sumber-sumber yang ada.
"Kenaikan ini tidak bisa kita interpretasikan sebagai sesuatu yang positif dari sumber-sumber tradisional ada, yaitu sumber daya alam atau BLU," katanya di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, capaian tersebut tertolong karena adanya kontribusi dari Bank Indonesia (BI). Dengan andil BI, PNBP bisa tumbuh.
"Untuk kenaikan tinggi bulan Mei disebabkan karena adanya pembayaran PNBP yang berasal dari Bank Indonesia yaitu pendapatan surplus Bank Indonesia. Masuk kategori pendapatan dari kekayaan yang dipisahkan," jelasnya.
Baca juga: Pemerintah Sudah Bayar Bunga Utang Rp 127 T |
Sri Mulyani menyebut, tanpa kontribusi BI maka pertumbuhan PNBP sebetulnya datar atau flat. Pasalnya, harga minyak maupun batu bara masih tertekan.
"PNBP tanpa adanya dari BI sebetulnya masih flat, dilihat dari rata-rata ICP, batu bara masih mengalami tekanan," tutupnya. (ara/ara)