Jakarta -
Jakarta baru saja merayakan hari jadinya ke-492 kemarin (22/6/2019). Sejalan dengan bertambahnya usia, 'wajah' ibu kota juga banyak mengalami perubahan. Lantaran, pembangunan infrastruktur terus terjadi.
Salah satu yang banyak diketahui orang adalah Simpang Susun Semanggi. Jalan ini menjadi salah satu ikon Jakarta karena bentuknya yang melingkar serta menyala dengan berbagai warna di malam hari ini. Yangembuat juga terkenal karena pembangunannya tanpa menggunakan anggaran daerah alias tanpa utang.
Selain Simpang Susun Semanggi, ada juga moda raya terpadu (MRT) yang kini menghiasi wajah ibu kota. MRT mencatat sejarah sendiri untuk Jakarta karena menjadi moda transportasi yang pertama di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut perjalanan dua ikon Jakarta yang kini berusia 492 tahun seperti dirangkum detikFinance:
Simpang Susun Semanggi merupakan infrastruktur peninggalan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok. Pembangunan jalan ini dimulai pada 8 April 2016. Pembangunannya menelan biaya Rp 345,067 miliar.
Menariknya, infrastruktur ini dibangun tanpa anggaran daerah maupun utang. Pembangunan jalan berbentuk melingkar ini memakai dana kompensasi atas kelebihan koefisien luas bangunan (KLB) dari PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company.
KLB merupakan instrumen penataan ruang yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Menurut UU ini pengembang hanya bisa membangun dengan luas dan tinggi bangunan sesuai ketentuan yang tertuang dalam izin yang diberikan. Jika ada kelebihan, maka si pengembang wajib membayar kompensasi atau sanksi.
Adanya ketentuan ini membuat pengembang menjadi tertib. Apabila ada pelanggaran maka Pemprov DKI Jakarta diuntungkan karena memiliki tambahan anggaran untuk infrastruktur.
Simpang Susun Semanggi rampung dan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 17 Agustus 2017 lalu.
Jakarta kini memiliki moda transportasi canggih bernama MRT. MRT yang menghubungkan Bundaran HI-Lebak Bulus ini merupakan jenis transportasi pertama yang ada di Indonesia.
MRT Bundaran HI-Lebak Bulus diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Maret 2019 lalu. Transportasi itu kini sudah bisa dinikmati oleh masyarakat. Namun, patut diketahui pembangunan moda transportasi ini punya sejarah panjang.
Mengutip laman jakartamrt.co.id, proyek infrastruktur ini sudah digagas sejak 1985 atau Orde Baru. Ada sejumlah studi yang memungkinkan sistem MRT di Jakarta.
Namun, proyek tersebut tak kunjung jalan. Krisis ekonomi dan politik yang terjadi antara rentang tahun 1997-1999 ditengarai sebagai salah satu sebab proyek ini jalan di tempat.
Titik terang pembangunan MRT muncul pada 26 April 2012. Gubernur DKI Jakarta saat itu Fauzi Bowo meresmikan pencanangan persiapan pembangunan MRT di Stadion Lebak Bulus, Jakarta.
Saat itu, Foke sapaan akrabnya mengaku lega. Ia berharap MRT menjadi ikon pembangunan serta menjadi transportasi yang nyaman, efisien dan ramah lingkungan. Cara
Pembangunan MRT kemudian dilanjutkan Gubernur DKI Jakarta selanjutnya Joko Widodo (Jokowi). Jokowi saat itu menyebut proyek MRT masuk sebagai salah satu prioritas dalam anggaran Jakarta tahun 2013. Peletakan batu pertama atau groundbreaking dilakukan pada Oktober 2013.
"Sudah 24 tahun warga Jakarta mimpi ingin punya MRT. Mungkin sudah banyak yang mimpinya hilang, karena tidak dimulai-mulai. Alhamdulillah hari ini akan dimulai groundbreaking fisik pembangunan MRT. Selesainya nanti 2018," ujar Jokowi saat groundbreaking MRT di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, 10 Oktober 2013.
Pada 24 Maret 2019 lalu, Jokowi meresmikan pengoperasian MRT. Berbeda dengan sebelumnya, Jokowi kali meresmikan dalam jabatannya sebagai Presiden.
"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim MRT fase pertama saya nyatakan dioperasikan," kata Jokowi saat meresmikan MRT.
MRT tidak langsung beroperasi komersial saat dioperasikan. MRT Jakarta benar-benar beroperasi secara komersial pada 1 April 2019
Halaman Selanjutnya
Halaman