Melansir, CNN Business, Senin (24/6/2019), bitcoin tercatat sudah menyentuh level US$ 10.000 per koin atau setara Rp 142 juta (Rp 14.200). Level itu merupakan harga tertinggi dalam setahun
Cryptocurrency sendiri dikenal dengan harga yang fluktuatif. Antara akhir 2016 dan 2018, investor menyaksikan bitcoin melonjak dari hanya beberapa ratus dolar menjadi lebih dari $ 20.000, hingga akhirnya kembali jatuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, pada Jumat malam, harga bitcoin mencapai angka US$ 10.000 untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun, menurut Coinbase. Penguatan bitcoin terdorong dari pelemahan dolar AS dan meluncurnya mata uang digital baru punya Facebook, Libra.
Mata uang digital juga mendapatkan secercah harapan. Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell dan Gubernur Bank of England, Mark Carney memberikan sinyal bahwa bank sentral harus berpikiran terbuka terhadap crytpocurencies.
Sinyal itu juga bisa diartikan akan adanya regulasi lebih lanjut, yang kemungkinan akan menyebabkan berkurangnya volatilitas untuk bitcoin dan lebih banyak legitimasi di pasar keuangan global.
Libra sendiri memiliki pasar 2 miliar pengguna Facebook ke crypto. Ketika cryptocurrency menjadi lebih umum, lebih banyak orang mungkin mulai menggunakannya sebagai metode pembayaran.
Tetapi jika Facebook mengerti, munculnya Libra sebenarnya bisa menghantam bitcoin bukan malah membantunya. Konsumen mungkin lebih suka koin stabil seperti Libra daripada bitcoin dan cryptocurrency lain yang telah mengalami perubahan harga yang dramatis.
Beberapa pihak khawatir bahwa lonjakan dramatis dalam bitcoin pada akhirnya akan menakuti investor jangka panjang. Seperti diketahui bitcoin telah melonjak hampir 170% dari hanya di bawah $ 3.700 pada akhir 2018.
"Daya tarik bitcoin masih terlalu terbatas untuk investor rata-rata. Sangat berisiko dan volatilitasnya ekstrem," kata Paul Markham, manajer portofolio ekuitas global di Newton Investment Management.
Tonton video Luncurkan Transaksi QR Code, BI Dukung Uang Digital Indonesia: