Sisanya, ada 24 ruas yang masih dalam tahap konstruksi dan 10 ruas dalam tahap pengadaan lahan. Ruas-ruas tersebut tersebar di antaranya 16 di Sumatera, 15 di Jawa, 18 di Jabodetabek, dan masing-masing 1 ruas di Kalimantan dan Sulawesi.
Dari mana saja sumber pembiayaan untuk membangun tol tersebut?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, sumber pembiayaan yang paling banyak digunakan adalah utang yang dilakukan oleh investor atau badan usaha jalan tol (BUJT). Pembiayaan melalui utang mencakup 50% atau sekitar Rp 291 triliun.
Kedua, pembiayaan lainnya melalui ekuitas BUJT mencakup 44% atau sekitar Rp 255 triliun. Ketiga, pembiayaan melalui APBN sebesar 6% atau sekitar Rp 36,4 triliun yang disalurkan lewat mekanisme VGF.
Sumber pembiayaan dari APBN tersebut paling besar berasal dari pinjaman dengan China, yakni sebesar Rp 13,3 triliun. Sisanya ada dari APBD (Rp 1,5 triliun), APBN (Rp 5,4 triliun), dan dukungan dari BUJT lain yang mendapatkan proyek tol Trans Jawa (Rp 8,4 triliun).
Baca juga: 14 Jalan Tol Baru yang Jadi Prioritas Jokowi |
Saat ini masih ada gap pembiayaan dari VGF yang belum ditutupi sebesar Rp 7,8 triliun. Pembiayaan tersebut akan dipakai untuk membiayai pembangunan tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat.
Adapun Bank Mandiri, BCA dan BNI menjadi tiga bank terbesar yang menyalurkan pembiayaan jalan tol. Kemudian disusul oleh BRI, SMI (PT Sarana Multi Infrastruktur), Bank Mega dan bank lainnya.
Tonton video 2020, Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta Dimulai:
(eds/hns)