"Kalau bicara Marunda atau Priok secara kelas dan status itu berbeda. Priok itu pelabuhan utama, Marunda pengumpul. Marunda ini supporting Pelabuhan Tanjung Priok. Jadi kalaupun terjadi persaingan sehingga terjadi pergeseran kargo atau volume kapal dari Tanjung Priok ke Marunda, perlu ditanyakan kenapa hal itu dapat terjadi. Berarti kan ada sesuatu, yang bergeser kan pengguna pelabuhan dengan adanya pelabuhan,dengan swasta juga ikut masuk artinya kan jadi ada persaingan. Pengusaha bisa pilih saya mau pakai pelabuhan yang mana," kata Ketua Umum ABUPI Aulia Febrial Fatwa, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Ia mengatakan daya saing seperti ini diperlukan dalam bisnis pelabuhan. Hal ini untuk menjaga persaingan bisnis agar tetap sehat. Pengguna jasa yang umumnya adalah perusahaan logistik dapat memilih pelabuhan mana yang paling menguntungkan dan efisien bagi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aulia juga mengapresiasi langkah pemerintah yang akan memberikan pengelolaan Pelabuhan Patimban murni kepada swasta. Menurutnya, sudah saatnya swasta bisa ikut berperan di bidang pelabuhan. Selama ini, kata Aulia, biasanya Badan Usaha Pelabuhan (BUP) tidak mengelola pelabuhan melainkan terminalnya saja. Sehingga, apabila Patimban dikelola oleh swasta secara keseluruhan maka bisa ada daya saing.
"Itu bagus. Memang sudah saatnya Pelabuhan Patimban harus dikelola oleh swasta murni. Badan usaha pelabuhan kan ada dua BUMN dan swasta, dua-duanya harus punya kesempatan dalam mengelola pelabuhan. Nggak bisa swasta saja atau BUMN saja. Harus timbul adanya kompetisi, dari sisi pelayanan, tarif dan lain-lain," terangnya.
(ega/ega)