Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,1 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan kenaikan cadangan devisa ini turut mendorong surplus pada neraca pembayaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan secara umum balance of payment pada kuartal kedua ini secara keseluruhan mengalami surplus US$ 3 miliar.
"Anda bisa membandingkan kenaikan cadangan devisa dari akhir Maret ke akhir Juni itu sebetulnya jumlah kenaikan surplus neraca pembayaran," jelas dia.
Perry mengungkapkan meskipun pada kuartal II umumnya current account deficit secara pola musiman meningkat. Namun BI memperkirakan bisa lebih rendah dari 3%.
Menurut Perry surplus dari neraca modal dan neraca finansial lebih tinggi dan bisa menutupi defisit.
"Secara keseluruhan balance of payment surplus. Secara persisnya tunggu angka-angka neraca perdagangan di Juni. Kami juga tunggu BPS untuk melihat persisnya angka defisit transaksi berjalan seperti apa, tapi prakiraan kami tidak akan lebih dari 3% dari produk domestik bruto (PDB), lebih rendah," jelas dia.
Tonton juga video terbaru Topreneur tentang bisnis sandal yang beromzet Rp 50 juta/ bulan di sini:
(kil/fdl)