Buat Bus Damri, Lebih Baik ada Kondektur atau Nggak Ya?

Buat Bus Damri, Lebih Baik ada Kondektur atau Nggak Ya?

Vadia Lidyana - detikFinance
Sabtu, 06 Jul 2019 19:40 WIB
Bus Damri/Foto: Ruly Kurniawan
Jakarta - Pagi ini bus Damri yang melayani rute Bandara Soekarno-Hatta sempat tak beroperasi karena sopirnya mogok kerja. Penyebabnya karena Damri akan menerapkan sistem e-ticketing yang meniadakan kondektur di dalam bus.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang menaungi komplain masyarakat menyatakan dukungannya pada langkah yang diambil Perum Damri tersebut. Menurut YLKI, dengan sistem e-ticketing maka pelayanan terhadap konsumen akan meningkat.

"YLKI mengapresiasi langkah manajemen Damri untuk melakukan reformasi dalam pelayanan, salah satu wujudnya adalah e-ticketing. Bagaimanapun e-ticketing adalah instrumen untuk meningkatkan pelayanan pada konsumen," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kemudian, Tulus mengatakan bahwa e-ticketing Damri ini sangat relevan dengan perkembangan zaman, serta selaras dengan generasi saat ini yakni generasi milenial.

"(E-ticketing) sangat relevan dengan era digital dan bahkan sangat selaras dengan kebutuhan generasi milenial. Oleh karena itu, upaya manajemen Damri merupakan langkah yang on the track policy," tambahnya.

Namun, pengamat transportasi Darmaningtyas berpendapat lain. Ia mengatakan, kondektur bus masih sangat diperlukan. Bahkan, ia menganggap kebijakan yang diambil Perum Damri merupakan langkah mundur.

"Upaya manajemen Damri membenahi layanan Damri dengan menghapus fungsi helper adalah langkah mundur," ujar Darmaningtyas dalam keterangannya.

Meski langkah yang akan diambil Damri ini sebagai bentuk efisiensi, ia menyebutkan, sebagai konsumen kebijakan ini salah.

"Mungkin untuk efisiensi saja. Sebab kalau dilihat dari perspektif konsumen (pengguna) ini jelas kebijakan yang salah, karena saya sebagai konsumen betul-betul merasa terbantu dengan keberadaan helper tersebut," papar dia.


Kemudian, Darmaningtyas mengatakan bahwa dengan mengurangi jumlah helper yang tadinya berjumlah sekitar 250 orang menjadi 90 orang akan menghilangkan kapangan kerja mereka.

"Saat ini diperkirakan ada 250 helper yang melayani armada jurusan Bandara Soetta. Tentu ini bukan hal kecil, karena helper itu mayoritas sudah berkeluarga dan tidak mudah untuk mendapatkan lapangan kerja baru di tengah usianya yang sudah setengah baya dan dengan kompetensi terbatas," ungkap Darmaningtyas.

Ia bahkan membandingkan layanan yang diberikan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang justru memperbanyak petugas.

"Bila kita berkaca pada layanan PT KAI, khususnya KRL Jabodetabek yang makin memperbanyak petugas di gate dan peron. Semua itu untuk mempermudah dan mempercepat layanan kepada penumpang. Manajemen Damri harusnya memiliki filosofi seperti yang dimiliki oleh manajemen PT KCI, bukan justru menghapuskan helper yang berfungsi membantu mempermudah dan mempercepat layanan kepada konsumen," tandasnya.


(ara/ara)

Hide Ads