Copot Djoko Siswanto, Jonan akan Lelang Jabatan Dirjen Migas

Copot Djoko Siswanto, Jonan akan Lelang Jabatan Dirjen Migas

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Sabtu, 13 Jul 2019 12:00 WIB
1.

Copot Djoko Siswanto, Jonan akan Lelang Jabatan Dirjen Migas

Copot Djoko Siswanto, Jonan akan Lelang Jabatan Dirjen Migas
Menteri ESDM Ignasius Jonan/Foto: Ari Saputra
Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan melantik 17 pejabat di lingkungan Kementerian ESDM Jumat malam (12/7/2019). Tujuh belas itu terdiri dari dua orang Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (Eselon I), empat orang Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II), delapan orang Pejabat Administrator (Eselon III), dan tiga orang Pejabat Pengawas (Eselon IV).

Dalam pelantikan tersebut diketahui Djoko Siswanto menempati posisi baru yakni Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN). Djoko dicopot dari jabatannya terakhir sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas).

Pejabat lainnya yang dilantik adalah Saleh Abdurrahman yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal DEN menjadi Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang. Kemudian ada pula Luh Nyoman Puspa Dewi yang dilantik sebagai Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Entah kebetulan atau tidak, pencopotan Djoko tak lama setelah sektor migas disorot Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menyoroti sektor ini karena impor tinggi dan menyumbang defisit neraca dagang.

Selanjutnya, posisi Direktur Jenderal Migas akan dilelang. Saat ini, persiapan seleksi terbuka sedang disiapkan.

"Untuk mulai besok saya sudah minta Sekjen menyiapkan seleksi terbuka untuk calon Direktur Jenderal Migas," kata Jonan di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (12/7/2019).


Lantas, siapa pengganti pria yang akrab dipanggil Djoksis ini? Berikut berita selengkapnya dirangkum detikFinance:
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, hari ini, Jumat (12/7/2019) melantik 17 orang Pejabat di Lingkungan Kementerian ESDM yang terdiri dari dua orang Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (Eselon I), empat orang Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II), delapan orang Pejabat Administrator (Eselon III), dan tiga orang Pejabat Pengawas (Eselon IV).

Demikian dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM, Jumat (12/7/2019). Salah satu pejabat eselon I yang dilantik adalah Djoko Siswanto yang dicopot dari jabatan Dirjen Minyak dan Gas Bumi, dan digeser menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN).

Pencopotan Djoko sendiri tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Nomor 45 TPA Tahun 2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian ESDM yang dibacakan dalam acara Pengambilan Sumpah Jabatan dan Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi dan Jabatan Administrasi di Lingkungan Kementerian ESDM.

Pejabat lainnya yang dilantik adalah Saleh Abdurrahman yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional menjadi Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang. Kemudian ada pula Luh Nyoman Puspa Dewi yang dilantik sebagai Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, untuk Direktur Jenderal Migas selanjutnya akan dilelang. Saat ini, persiapan seleksi terbuka sedang disiapkan.

"Untuk mulai besok saya sudah minta Sekjen menyiapkan seleksi terbuka untuk calon Direktur Jenderal Migas," kata Jonan di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (12/7/2019).

Sementara Djoko Siswanto akan merangkap jabatan sebagai Plt Dirjen Migas.

"Selama proses seleksi saudara Djoko Siswanto tetap merangkap Direktur Jenderal Migas," ujarnya.

Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan sejumlah pesan kepada pejabat yang dilantik. Salah satunya, kepada Djoko Siswanto yang dicopot dari posisi Dirjen Migas dan digeser menjadi Sekjen DEN.

Khusus untuk Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Jonan berharap bisa berubah. Sebab, anggaran tiap tahunnya cukup besar.

"Ini Rp 50 miliar di buang di sini, tiap tahun dikeluarkan menjadi biaya, itu outputnya apa," tutur Jonan.

Selain itu kepada para pejabat yang dilantik, Jonan memaparkan dalam pertemuan G20 pencemaran lingkungan dan peningkatan suhu bumi dibahas sangat serius. Sebab itu, dia ingin kementeriannya fokus pada masalah ini.

"Lebih banyak fokus bagaimana kementerian ini bisa mendukung pengurangan pemanasan bumi atau global warming. Ini soal serius sekali," katanya.

Jonan bilang, negara G20 berkomitmen menjaga peningkatan suhu bumi maksimum 1,5 derajat celcius hingga 2050.

"Isu paling besar adalah kalau lebih 1,5 derajat banyak negara terutama negara kepulauan kecil Pasifik, itu bisa banyak wilayahnya tenggelam karena air lautnya pasang. Dan kita sebagai bangsa 60% dari jumlah penduduk atau masyarakat tinggal di pesisir. Kalau global warming banyak relokasi saudara kita tinggal pesisir," paparnya.

Hide Ads