Jokowi Minta Menteri 'Gercep' Antisipasi Risiko Gagal Panen

Jokowi Minta Menteri 'Gercep' Antisipasi Risiko Gagal Panen

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 15 Jul 2019 16:15 WIB
Foto: Muhammad Iqbal/detikcom
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh pejabat negara termasuk menteri hingga gubernur untuk gerak cepat (gercep) mengantisipasi risiko gagal panen akibat kemarau berkepanjangan. Hal itu diungkapkan saat membuka rapat terbatas (ratas) antisipasi dampak kekeringan, di Kantor Presiden, Jakarta Pusat.

"Kita harus mulai mengantisipasi kekeringan," kata Jokowi, Jakarta, Senin (15/7/2019).

Berdasarkan laporan BMKG, Jokowi bilang musim kemarau tahun 2019 akan lebih kering dan mencapai puncaknya pada Agustus hingga September. Beberapa daerah di Indonesia juga sudah mengalami keadaan tanpa hujan semalam 21 hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Jokowi, hal itu perlu segera diantisipasi. Sebab, kering selama 21 hari tanpa hujan masuk status waspada. Sedangkan 31 hari sebagai siaga, dan jika 61 hari tanpa hujan masuk status awas. Adapun wilayah yang mengalami kekeringan berkepanjangan sekarang adalah Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Yogyakarta, Bali NTB, NTT.

"Oleh karena itu saya minta para menteri dan kepala lembaga, gubernur untuk turun melihat langsung ke lapangan dan segera melakukan langkah antisipasi, mitigasi terhadap dampak kekeringan ini," jelas dia.



Mantan Wali Kota Solo ini juga meminta kepada seluruh pejabat negara untuk memastikan pasokan air bersih dan pertanian dapat terjaga. Sehingga risiko gagal panen bisa dihindari.

"Saya juga minta suplai air bersih maupun suplai air untuk pertanian agar pasokan air terjaga dan resiko terjadinya gagal panen bisa kita hindari," tegas Jokowi.

Bahkan, Jokowi mengungkapkan, jika diperlukan modifikasi cuaca dan sungai bor sebagai antisipasi bisa dilaksanakan.

"Saya minta menteri LHK memantau, mengendalikan potensi titik panas hot spot yang ada, dan kita harapkan kebakaran hutan dan lahan gambut bisa kita antisipasi dan kita hindari," ungkap dia.




(hek/eds)

Hide Ads