Luhut mengatakan, sawit memberikan kontribusi yang besar untuk perekonomian termasuk serapan tenaga kerja.
"Saya cepat saja jadi CPO ini memberikan kontribusi yang banyak bagi Indonesia. Kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja tinggi, langsung tidak langsung," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita lihat, setiap tahun impor Rp 300 triliun energi, jadi angka yang besar. Hampir 50% energi Indonesia pada waktunya akan impor," ujarnya.
Dia mengatakan, impor ini tidak bisa dibiarkan. Sebab, akan membuat neraca transaksi berjalan menjadi defisit.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah akan mengoptimalkan biodiesel 30% (B30). Dengan demikian, impor yang bisa dihemat mencapai US$ 3 miliar.
"Kita akan masuk B30, kemarin lapor presiden untuk segera masuk kita bisa hemat US$ 3 miliar lagi. Jadi peran kelapa sawit sangat penting," tambahnya.
Meski begitu, Luhut juga memberi catatan, salah satunya soal pengembangan teknologi. Luhut bercerita mengunjungi China beberapa waktu lalu. Di sana, dia melihat penelitian dan pengembangan untuk industri betul-betul dikembangkan.
"Potensi green fuel sangat penting BPPT penelitian, saya minta, saya baru dari Tiongkok selama 6 hari di sana melihat industri bagaimana setiap industri ada research dikembangkan," ujarnya.
"Kita masih aseng-aseng segala macam, mereka sampai di mana-mana sangat efisien, betul-betul 4.0 sangat bersih," tutupnya.
(zlf/zlf)