Ada Perang Dagang, BI Prediksi Investasi Tahun Ini Tumbuh 6%

Ada Perang Dagang, BI Prediksi Investasi Tahun Ini Tumbuh 6%

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 19 Jul 2019 15:52 WIB
Foto: Danang Sugianto
Jakarta - Bank Indonesia (BI) melihat realisasi investasi tahun ini sedikit terganggu gejolak perekonomian global. Salah satunya adalah ketegangan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan realisasi investasi yang terganggu atas perang dagang adalah yang berorientasi ekspor. Banyak perusahaan yang menunda untuk melakukan ekspansi.

"Untuk meningkatkan investasi ekspor, salah satu tantangannya ketegangan perdagangan dan dialami seluruh dunia. Tentu saja, wajar korporasi perlu menimbang lebih jauh untuk menambah kapasitas produksinya dalam bentuk investasi," ujarnya di Komplek Gedung BI, Jakarta, Jumat (19/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Perry yakin tekanan investasi yang berorientasi ekspor itu akan ditopang oleh aktivitas investasi yang produknya berorientasi domestik. Apalagi pemerintah saat ini berkomitmen untuk mendukung dunia usaha.

"Tapi kalau investasi domestik, saya kira itulah yang akan terus positif apalagi bapak presiden sangat serius dan berkomitmen meningkatkan investasi, mulai dari permudahan izin, pemangkasan birokrasi, insentif pajak," ucapnya.



"Tentu saja hal itu akan menambah investasi di Indonesia, tentu saja dalam investasi diharapkan dari arus PMA. Upaya ini akan berdampak pada tahun ini, dan juga tahun yang akan datang," tambah Perry.

Perry juga yakin upaya pelonggaran kebijakan yang dilakukan BI juga turut menjadi vitamin bagi investasi yang berorientasi domestik. Salah satunya penurunan suku bunga acuan kemarin.

"Kami perkirakan investasi total baik bangunan maupun non bangunan secara rill dalam komponen PDB bisa tumbuh 6%, cukup bagus dan kelihatan akan menguat di triwulan III dan IV 2019," terangnya.

Memang, dia mengakui realisasi investasi di triwulan pertama dan kedua para pelaku dunia usaha masih bersikap wait and see. Faktornya masih dari ketegangan perdagangan AS dan China.




(das/eds)

Hide Ads