Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, dana asing yang masuk itu sebesar Rp 118,1 triliun masuk ke Surat Berharga Negara (SBN). Lalu sisanya Rp 74 triliun masuk ke pasar saham.
"Hal ini menunjukkan aliran modal asing masuk ke Indonesia khususnya dalam bentuk portofolio, dan ini tentu saja akan menambah surplus neraca modal dan pembayaran sehingga akan mendukung stabilitas eksternal ekonomi Indonesia," ujarnya di Komplek Gedung BI, Jakarta, Jumat (19/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rupiah Tekuk Balik Dolar AS ke Rp 13.905 |
Perry menilai masuknya dana asing juga menjadi faktor menguatnya nilai tukar rupiah. Hari ini bahkan mata uang garuda sempat menyentuh level di bawah Rp 13.900. per dolar AS.
Sejak awal pekan ini, dolar AS bahkan tak bergerak lebih dari Rp 14.000. Dolar AS terpantau stabil di kisaran Rp 13.900-an.
"Perkembangan nilai tukar, ada kecenderungan menguat, supply demand bergerak aktif, mekanisme pasar berjalan secara baik. Hari ini di bawah Rp 13.900 bahkan Rp 13.850. Tetapi kemudian dari importir korporasi yang beli naik lagi Rp 13.900," tambahnya.
Menurutnya para investor baik dalam dan luar negeri cukup menyambut positif atas keputusan BI menurunkan suku bunganya. Kemarin Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.
"Ini juga menambah positif dari pasar maupun investor bahwa prospek ekonomi Indonesia ke depan akan membaik dengan stabilitas terjaga. Karena itu, kami terima kasih kepada para investor, pelaku dunia usaha, perbankan dan semua pelaku pasar yang menyambut positif ini dan ini akan menjadi faktor positif melihat perbaikan ekonomi Indonesia ke depan," tutupnya.
Baca juga: OJK Pantau Ketat Perkembangan Libra |
(das/eds)