Usai menghadiri acara pembukaan Rakornas BMKG di Istana Negara, Jakarta Pusat. Setelah acara, Luhut berbicara empat mata dengan Jokowi mengenai penghentian impor garam.
"Tadi saya saran ke Presiden soal harga garam supaya itu jangan lagi impor-impor kita. Karena saya pikir itu membuat harga garam jadi turun. Apalagi impor pada waktu panen," kata Luhut di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, Luhut meminta impor garam dihentikan. Apalagi, impor garam biasanya merusak struktur harga jual di tanah air.
"Jadi sebenarnya kita nggak usah lagi impor-impor. Jadi sekarang ini saya sarankan Presiden eloknya nggak usah ada impor-impot lagi lah. Itu bikin kacau," tegas dia.
Menurut Luhut, saat ini penghentian impor garam sudah mulai dijalankan secara bertahap. Persoalan pasokan garam untuk industri hingga kesehatan pun diklaim Luhut sudah tercukupi nantinya dari produksi di Kupang.
"Oh iya dong, 98 persen. Bisa dari sana (Kupang)," kata Luhut.
Tidak hanya itu, Luhut juga mengungkapkan bahwa pemberhentian impor garam dilakukan demi memperbaiki neraca transaksi berjalan dan neraca dagang yang masih defisit.
"Ya kalau sudah ada ngapain kita impor. Sekarang yang bikin kita current account deficit kita itu kan terlalu banyak impor," ungkap Luhut.
Menurut Luhut, pada tahun 2023-2024 defisit transaksi berjalan atau CAD mengalami perbaikan. Mengingat kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sudah melaksanakan impor.
"Dari situ kita lihat current account deficit kita mestinya sangat bagus sudah. Karena tahun 2023-2024 kita sudah ekspor 35 miliar dolar dari sana," katanya.
(hek/fdl)