Menurut dia hal itu disebabkan lambatnya pembangunan jaringan pipa oleh pihak swasta. Hal itu dia sampaikan dalam acara CNBC Indonesia Conference membahas Water Security And Sustainability, di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan.
"Ketika privatisasi dilakukan, tahun 1997 jangkauan air pipa di Jakarta 45%. Private sector berencana dalam 25 tahun membangun menjadi 82% jangkauannya. Dan 25 tahun itu adalah tahun 2023 ini. Sampai dengan tahun ini yang tercapai itu baru 57%," kata Anies, Selasa (23/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya, lanjut Anies dalam waktu 22 tahun pihak swasta ini hanya menambah jangkauan jaringan pipa sekitar 12% saja. Dia menilai itu tidak cukup. Tidak mungkin dalam sisa waktu hingga 2023 mereka bisa menambah jangkauan sesuai yang direncanakan.
"This is not enough, dan ke depan tidak mungkin dalam waktu tiga tahun mereka investasi untuk menyelesaikan itu," sebutnya.
Oleh karenanya, Anies ingin Pemprov DKI mengambilalih itu. Harapannya pembangunan jaringan pipa air bersih bisa dilakukan lebih cepat. Saat ini proses negosiasi dengan pihak swasta ini masih dilakukan.
"Proses negosiasi dan lain-lain sedang berjalan, mudah-mudahan bisa segera tuntas. Kalau itu bisa kita lakukan maka baru kita bicara tentang pasokannya," tambahnya.
(ara/ara)