"Traveloka dan Tokopedia tidak menjadi penyelenggara umrah. Itu saja, kan kehawatirannya," kata Rudiantara di Makassar, Sulsel, dikutip dari detikcom Selasa (23/7/2019).
Namun, Rudiantara meluruskan kerja sama pengembangan umrah digital pemerintah dengan Arab Saudi tetap berjalan. Pasalnya, pemerintah Arab mau menambahkan kuota umrah di tahun 2030, jadi 30 juta orang, digitalisasi nantinya diarahkan ke semua kebutuhan jamaah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudiantara mengungkapkan digitalisasi yang dilakukan pihaknya, bisa menyiapkan semua kebutuhan dan fasilitas penunjang jamaah umrah di Arab Saudi. Dia mencontohkan mulai dari urusan penginapan, hingga transportasi.
"(Digitalisasi) Proses umrah tambahannya nanti. Contoh misalkan, kalau mau nambah umrah di Saudi 20 juta, bagaimana dengan hotelnya cukup nggak, harus dipikirkan cara baru homestay kah, apakah," kata Rudiantara.
"Transportasinya juga dengan cara baru, misalnya model Uber kek, Gocar kek," tambahnya.
Sebelumnya, wacana Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) mengembangkan start up penyelenggara umrah ditolak Kemenag. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan UU no 8 tahun 2019, yang menyebutkan hanya PPIU yang bisa selenggarakan umrah.
(dna/dna)