"Akibat dari pestalotiopsi ini serangannya 381.900 hektare ini diprediksi masih bisa menyebar lebih luas," tutur Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kasdi Subagyono Kementerian Pertanian (Kementan) usai menghadiri rapat koordinasi perkembangan harga dan dampak penyakit tanaman karet di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (24/7/2019).
"Prediksi (produksi karet) kemungkinan turun, tapi jumlahnya belum tahu. Tadi diprediksi secara nasional kurang lebih 15% penurunan dari 2018 yang 3,7 juta ton produksi," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan, ada 6 wilayah di Indonesia yang terdampak penyakit tersebut yakni Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Namun, dampak terparahnya yaitu di Sumatera Selatan.
"Paling parah Sumsel. Tapi ada 6 ya, dicatat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan barat, Kalimantan tengah dan Kalimantan Selatan," papar dia.
Saat ini, pemerintah tengah berupaya mengurangi dampak penyakit tersebut dengan melakukan penyemprotan bahan kimia dan bantuan pupuk.
"Pengendalian cendawan pertama dengan semprot bahan kimia berbahan katif heksakonazol itu bahan aktif untuk semprot cendawan. Terus di samping itu pemerintah kasih bantuan pupuk. Kalau dikasih pupuk tanaman tambah sehat. Kalau sehat tanaman maka paling tidak berkurang dampaknya dari penyakit itu," jelas Kasdi.
(zlf/zlf)