Hal ini pula yang disampaikan oleh Hyundai Motor saat menyambangi Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (25/7/2019) pagi ini. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah menyiapkan insentif fiskal untuk menarik minat investor.
"Fiskalnya, tax holiday sedang dibicarakan, kemudian terkait dengan skema impor dengan beberapa negara," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah juga akan menjajaki kerja sama dagang dengan negara untuk menjadi pasar ekspor mobil listrik. Di antaranya Korea Selatan, China, dan sejumlah negara ASEAN.
"Kemudian dengan India sedang dalam penjajakan, itu juga disampaikan. Mereka menargetkan salah satu skemanya adalah untuk ekspor sekitar 40%," katanya.
Sebelumnya diketahui sejumlah bocoran mengenai insentif fiskal dalam Perpres Mobil Listrik di antaranya insentif bea masuk atas importasi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, insentif PPnBM, insentif pembebasan atau pengurangan pajak, insentif bea masuk atas importasi mesin, barang, dan bahan dalam rangka penanaman modal.
Bukan itu saja, masih ada penangguhan bea masuk dalam rangka ekspor, insentif bea masuk ditanggung pemerintah atas importasi bahan baku dan atau bahan penolong yang digunakan dalam rangka proses produksi, insentif pembuatan peralatan SPLU, bantuan kredit modal kerja untuk pembiayaan pengadaan battery swap, insentif pembiayaan ekspor, dan insentif lainnya.
Tonton video Perpres Kendaraan Listrik Siap, Jokowi Tinggal Tanda Tangan: