Sederet Masalah yang Ganjal Angkutan Umum Bertenaga Listrik

Sederet Masalah yang Ganjal Angkutan Umum Bertenaga Listrik

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 25 Jul 2019 23:00 WIB
Taksi listrik/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Kendaraan listrik masih tergolong baru di Indonesia. Apalagi jika angkutan umum beroperasi memakai tenaga listrik.

Di sisi lain, pengembangan angkutan umum bertenaga listrik tak lepas dari kendala. Masalah pertama adalah urusan izin.

Menurut Direktur Utama PT TransJakarta, Agung Wicaksono, armada bus listrik TransJakarta hingga kini masih terganjal izin operasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Izinnya juga belum dikasih, challengenya adalah aturan yang ada ini mengenai dimensi bus berbeda dengan kita. Harus ada kemauan memang dari pemerintah, bukan mau seenaknya, ya aturan memang bantu kita," kata Agung dalam sebuah diskusi di FX Sudirman, Kamis (25/7/2019).


Masalah kedua, belum ada STNK bagi bus listrik. "STNK juga susah, ini sampai sekarang kami belum dapat, ibarat di STNK ada cc, cobalah dikasih jadi kwh," katanya.

Ketiga, infrastruktur charging atau pengisi daya. Belum banyak tempat pengisian daya untuk kendaraan-kendaraan listrik ini.

Bagi Blue Bird misalnya, taksi onlinenya hanya bisa mengisi daya di pool Mampang, Jakarta Selatan. Strategic Partnership and New Ventures Blue Bird Prayoga Wiradisurya menegaskan kendaraan listrik butuh banyak charging station

Menurutnya jika pemerintah memang serius mengembangkan mobil listrik maka pengadaan charging station ini harus gencar.

"Kalau specific sector kita butuh charging station, untuk mengadakan charging station justru sulit gitu. Di Jakarta aja susah charging, bagaimana tempat lain," kata Yoga.

"Charging station ini over regulated, harusnya lebih simple, pemerintah pun perbanyak," tambahnya.


Selain itu, insentif untuk tarif listrik juga perlu didorong untuk kendaraan umum bertenaga listrik. Pasalnya, selain rendah emisi, namanya kendaraan umum kegunaannya akan dirasakan banyak orang.

"Saya juga dorong ada insentif tarif listrik buat angkutan umum, kita kan digunakan orang banyak rendah emisi juga kenapa nggak. Misalnya juga kita charge malam, kan kalau malam yang pakai listrik berkurang," kata Agung.

"Yang pakai berkurang artinya potensi listrik kebuang ada, kasih saja ke kita gratis atau nggak ya diskon lah," katanya.

Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia, Tory Damantoro ,menambahkan kendaraan listrik memiliki kelebihan sebagai energi untuk transportasi. Kelebihan itu adalah, jumlahnya yang lebih banyak dan tidak ada habisnya.

"Saya lihat energi terbarukan ini, listrik itu untuk transportasi lebih less obstacle. Kalau listrik suplainya itu selalu ada, lalu kualitas cuma satu sekali setrum ya setrum," kata Tory dalam diskusi yang sama.


(hns/hns)

Hide Ads